BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Arus gelombang pengungsi korban gempa Sulawesi Tengah, khususnya dari Palu dan Donggala terus berdatangan di Base Ops Dhomber Lanud Balikpapan.

Mereka mengalami berbagai tekanan psikologis karena kehilangan harta benda dan jiwa. Trauma korban gempa yang menjadi pengungsi ini di Balikpapan mendapatkan trauma healing dari Polwan Polda Kaltim terutama kaum anak -anak.

“Anak-anak ini kami berikan trauma healing untuk menghilangkan ketraumaan akibat gempa yang mereka alami. Caranya dengan mengajaknya bernyanyi, menggambar dan bermain,” jelasnya Kompol Yolanda Sebayang, Koordinator Trauma Healing (4/10).

Kasubdit Renakta Polda Kaltim ini mengatakan, dalam trauma healing turut melibatkan psikolog dan komunitas. “Kebetulan Polda Kaltim juga punya psikolog dan turunkan ke posko ini,” ucapnya.

Dirinya menjelaskan, bahwa anak-anak korban gempa itu belum pada tahap trauma melainkan stres karena bencana alam tersebut. Bahkan anak-anak ini bercerita kalau mereka takut karena gempa dan tsunami.

“Makanya kami ajak mereka bermain, bernyanyi untuk menghilangkan trauma. Menangani anak-anak ini sebenarnya relatif mudah, yang susah justru trauma yang terjadi kepada orang dewasa,” bebernya.

Menurutnya orang dewasa, mempunyai daya ingat yang cukup baik untuk melupakan peristiwa. Dia mencontohkan seorang Polwan asal Palu mengalami trauma dan telah dievakuasi ke Balikpapan.

“Waktu kejadian itu, anggota kita polwan sedang dinas, bertugas menjaga festival Nomoni di pantai Talise. Dia ingin kembali ke Palu, tapi kita hilangkan dulu traumanya dengan konseling. Kalau sudah siap, baru kembali ke sana,” ujarnya.

Yolanda juga menyebutkan satu peleton Polwan Polda Kaltim rencananya dikirim ke Palu dan beberapa daerah yang terdampak gempa di Sulawesi Tengah. Didalam satuan Itu terdapat polwan yang akan memberikan trauma healing kepada para korban.

“Kalau waktunya kapan diterbangkan, biar nanti pimpinan aja yang menjelaskan, ya. Kami juga belum tahu jumlah pasti pengungsi yang sekarang ada di sini, karena setiap hari selalu berubah. Ada yang datang, ada juga yang pergi ke daerah lain,” tambahnya.

Jumlah pengungsi di Balikpapan diperkirakan lebih dari seribu orang yang tersebar di Base Ops AU bandara Sepinggan, Lantai IV bandara Sepinggan dan Asrama Haji Batakan.

Namun tidak semua pengungsi menetap di posko karena cukup banyak yang meninggalkan Balikpapan menuju daerah lain seperti ke Jakarta dan Jawa Timur, baik menggunakan pesawat Hercules, pesawat komersil maupun kapal laut.

Sedangkan pengungsi yang sakit langsung menjalani observasi dan perawatan di RSKD Balikpapan.

Yanti seorang pengungsi asal Palu tiba di posko Base Ops Dhomber Lanud Balikpapan Kamis siang memilih ke Balikpapan bersama dua anaknya Thalia dan Thabita karena alasan keamanan.

“Rumah nggak kena tsunami, cuma gempa. Kakak dan keluarga yang lain masih di Palu. Saya ikut mengungsi ke sini karena mencari rasa aman,” tuturnya Yanti.

” Ya kalau sudah aman, baru pulang ke Palu, karena suami masih bertahan,” tambahnya.

Pencarian korban gempa masih terus dilakukan. Tim juga mulai melakukan penguburan massal korban meninggal. Berdasarkan data dari BNPB RI, sebanyak 1.424 korban ditemukan meninggal yang 1.407 jenazah telah dimakamkan.

.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version