Penyakit Vaskuler Mengancam Kesehatan Masyarakat, Pakar Ingatkan Warga Balikpapan Kenali Cara Pencegahannya
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Penyakit vaskular atau gangguan pada pembuluh darah menjadi salah satu ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, termasuk di Balikpapan yang kini mulai menghadapi peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Hal ini disampaikan oleh dr. Suhartono, Sp.B-KV, Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular RS Premier Bintaro, dalam kegiatan media tour dan health talk yang digelar di Balikpapan, Kamis (30/10).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya RS Premier Bintaro untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit vaskular.
“Kalau pembuluh darah yang terkena itu di otak, bisa menyebabkan stroke — mulai dari yang ringan, berat, hingga berujung pada kematian,” ujar dr. Suhartono.
Ia menjelaskan, gangguan pembuluh darah bisa muncul di berbagai organ vital tubuh. Jika mengenai jantung, dapat memicu serangan jantung yang mematikan. Sementara bila menyerang ginjal, fungsinya akan menurun hingga pasien harus menjalani cuci darah.
“Kalau pembuluh darah ke usus terganggu, bisa menyebabkan usus mati atau gangguan penyerapan makanan. Begitu juga jika di kaki, awalnya hanya nyeri atau lemas, tapi lama-lama bisa mati rasa hingga terjadi kematian jaringan dan harus diamputasi,” terangnya.
Menurutnya, pencegahan tetap menjadi kunci utama. “Rutin berolahraga agar aliran darah lancar, jaga pola makan seimbang, hindari rokok, dan jangan lupa kontrol tekanan darah, kolesterol, serta gula darah secara teratur,” pesannya.
dr. Suhartono juga menyoroti keterbatasan tenaga medis di bidang vaskular. Saat ini jumlah dokter spesialis bedah vaskular di Indonesia baru sekitar 140 orang untuk 280 juta penduduk. “Artinya, satu dokter harus melayani sekitar dua juta orang. Idealnya satu banding 500 ribu,” jelasnya.
Selain kekurangan tenaga, fasilitas di daerah juga belum merata. “Penyebaran dokter tidak cukup hanya mengirim tenaga medis, tapi juga harus disertai fasilitas memadai serta jaminan kehidupan bagi keluarga mereka,” tambahnya.
Sementara itu, tingginya biaya tindakan vaskular juga menjadi kendala. “Banyak alat yang bersifat sekali pakai dengan harga mencapai puluhan juta rupiah, seperti kateter, stent, dan balon. Sebagian besar masih impor dan terkena pajak tinggi,” paparnya.
“Penyakit pembuluh darah bukan penyakit mewah, tapi penanganannya masih mahal. Karena itu, perlu dukungan pemerintah dan industri agar alat dan tenaga medis tersedia lebih merata, termasuk di kota seperti Balikpapan yang menjadi pintu gerbang IKN,” tutup dr. Suhartono.***
BACA JUGA
