Peran Keluarga Berencana Jadi Kunci Tekan Stunting di Balikpapan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Upaya penurunan stunting di Kota Balikpapan mendapat dorongan baru melalui penguatan program Keluarga Berencana (KB). Kabid Keluarga Berencana DP3AKB Kota Balikpapan, Lis Indrayati, menegaskan bahwa KB memegang peran fundamental dalam mencegah stunting sejak sebelum anak dilahirkan.
Ia menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan. “Stunting adalah kegagalan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis, yang puncaknya terjadi pada periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak janin dalam kandungan hingga usia dua tahun. Bahaya terbesarnya bukanlah pada fisik melainkan otak yang tidak berkembang optimal,” ujar Lis, Senin (24/11/2025).
Karena itu, menurutnya, intervensi tidak boleh hanya difokuskan pada saat anak sudah lahir. Pencegahan harus dimulai jauh sebelum kehamilan, salah satunya melalui perencanaan keluarga yang matang. “Di sinilah peran fundamental KB hadir. KB bukan sekadar alat membatasi jumlah anak, tetapi sebuah alat perencanaan untuk menciptakan kehidupan berkualitas,” tegasnya.
Lis menjelaskan, KB berfungsi sebagai instrumen utama untuk mencegah empat faktor risiko atau yang dikenal sebagai 4 Terlalu, yang selama ini kerap menjadi pintu masuk terjadinya stunting.
Pertama, Terlalu Muda, yaitu kehamilan pada usia remaja yang masih di bawah 21 tahun. Pada usia ini, tubuh ibu belum sepenuhnya matang, cadangan gizi masih terbagi untuk pertumbuhan dirinya, dan hal itu sangat mempengaruhi perkembangan janin. “KB mencegah kehamilan dini yang berisiko tinggi terhadap gizi ibu dan bayi,” jelas Lis.
Kedua, Terlalu Dekat. Jarak kehamilan yang ideal adalah minimal tiga tahun agar tubuh ibu memiliki waktu cukup untuk memulihkan cadangan zat besi, asam folat, serta nutrisi penting lainnya. “Ibu yang sudah pulih adalah fondasi terbaik bagi janin yang sehat,” tambahnya.
Ketiga, Terlalu Banyak. Banyaknya jumlah anak dalam keluarga sering membuat orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi, perhatian, dan pembiayaan kesehatan secara optimal. Dengan ber-KB, keluarga dapat lebih fokus memberikan yang terbaik bagi satu atau dua anak. “Saat sumber daya tersalur penuh pada masa 1000 HPK, peluang lahirnya generasi sehat dan cerdas akan jauh lebih besar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penguatan edukasi KB di Balikpapan akan terus ditingkatkan, terutama menyasar pasangan usia subur dan calon pengantin. Pemerintah juga terus menggencarkan layanan KB gratis di fasilitas kesehatan.
“Stunting hanya bisa ditekan ketika seluruh keluarga paham pentingnya merencanakan kehamilan. KB bukan larangan punya anak, tetapi memastikan setiap anak lahir pada waktu terbaik dan dengan kondisi terbaik,” kata Lis.
DP3AKB berharap seluruh lapisan masyarakat mendukung upaya ini agar Balikpapan bisa mencetak generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif pada masa depan.***
BACA JUGA
