BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Region Bruto (PDRB) Kaltim dari sektor pertanian menyumbang Rp10 triliun dari Rp9 triliun di 2016 lalu. Kemudian sektor pertambangan dan penggalian menyumbang Rp68,65 triliun dari Rp68,3 triliun.

Kemudian di industri pengolahan dari Rp27,18 triliun menyumbang Rp29,93 triliun. Sedangkan sektor konstruksi sebesar Rp11 triliun dari Rp10,9 triliun pada tahun ini.

Asisten 1 Pemprov Kaltim, Meiliana mengatakan, lambatnya pertumbuhan ekonomi itu turut memengaruhi lapangan usaha sehingga harus ada sinergitas antara pemerintah dengan stakeholder untuk mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah atau PAD.

“Sektor yang masih berpeluang untuk meningkatkan PAD ada di jasa dan pariwisata,” kata Meiliana disela lokakarya Economic and Human Resources di Ballroom Le Grendeur Hotel (23/11).

“Sektor itu peluangnya cukup besar dan makanya setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bisa berinovasi, membuat terobosan-terobosan baru untuk menambah PAD. Jangan lagi terlalu berharap di pertambangan,” lanjutnya.

Lokakarya yang diisi narasumber dari BPS, Bankaltim dan Direktorat Pendapatan Daerah ini juga terungkap bahwa perekonomian Kaltim pada triwulan pertama di 2017 hanya tumbuh sekitar 0,54 persen dibanding triwulan terakhir tahun 2016 lalu yang mencapai 64 persen.

“Ini karena penurunan komponen penunjang pengeluaran konsumsi Kaltim juga turun sekitar 70 persen. Namun kinerja perdagangan yakni pengiriman komoditas antar daerah mengalami kenaikan 9,06 persen,” ungkap Meiliana dan ekspor luar negeri juga tumbuh 4 persen.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version