Pergerakan Penduduk di Balikpapan Relatif Stabil, Satpol PP Dorong Pendataan Penduduk Non-Permanen

Kepala Satpol PP Kota Balikpapan Boedi Liliono mengatakan, para pedagang yang melanggar sudah disidangkan pekan lalu. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan menilai arus kedatangan penduduk dari luar daerah masih dalam batas yang wajar. Berdasarkan catatan resmi, terjadi selisih kenaikan penduduk sebanyak 5.177 jiwa dari Semester II 2024 ke Semester I 2025.

Namun untuk Semester II 2025, data terbaru belum dirilis dan biasanya akan diumumkan pada Januari 2026.

Kepala Satpol PP Kota Balikpapan, Boedi Liliono, menegaskan bahwa tren penduduk terdaftar setiap tahun tidak menunjukkan lonjakan signifikan, kecuali pada periode proyek strategis nasional Refinery Development Master Plan (RDMP), yang sempat mencatatkan kehadiran penduduk hingga 19.000 jiwa per tahun.

“Kalau melihat data terdaftar, pergerakan penduduk di Balikpapan relatif stabil. Pada saat RDMP kemarin memang ada peningkatan cukup tinggi, mencapai 19 ribu jiwa. Jika dihitung rata-rata di luar periode itu, angkanya bisa berkisar 11 ribu jiwa per tahun, masih dalam kategori standar,” ujar Boedi dalam keterangan resminya, Rabu (24/12/2025).

Meski demikian, Boedi menyoroti tantangan yang masih perlu diantisipasi, yakni keberadaan penduduk non-permanen yang belum seluruhnya tertib melaporkan diri kepada pemerintah wilayah setempat.

“Yang perlu kita waspadai justru penduduk non-permanen. Tidak semuanya rutin melapor, padahal sistem kita sudah berbasis online dan terintegrasi per wilayah. Ke depan, kami akan memperkuat kolaborasi dengan RT, khususnya Ketua RT, agar pendataan bisa lebih optimal dan real-time,” tegasnya.

Menurut Boedi, peran RT menjadi sangat penting karena merekalah yang paling dekat dengan dinamika warga di lingkungan masing-masing. Skema kolaborasi yang dirancang nantinya akan menitikberatkan pada pelaporan berkala penduduk non-permanen yang tinggal sementara di wilayah mereka, baik untuk kebutuhan pekerjaan, pendidikan, maupun aktivitas ekonomi lainnya.

Ditanya mengenai adanya perlambatan pendataan saat periode RDMP, Boedi mengakui bahwa sempat terjadi sedikit perlambatan, namun masih dapat terkendali. “Memang ada sedikit perlambatan waktu itu, tapi RDMP tetap menjadi periode dengan angka pendatang paling besar yang pernah kami catat,” imbuhnya.

Pemkot Balikpapan melalui Satpol PP berharap, dengan penguatan sistem berbasis wilayah dan partisipasi RT, tata kelola data kependudukan dapat semakin akurat, transparan, dan mendukung perencanaan pembangunan kota secara berkelanjutan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses