Peringati Hardiknas, Gubernur Kaltim Tegaskan Pendidikan Adalah Tiang Negara
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menegaskan bahwa pendidikan adalah pilar utama bagi masa depan bangsa. Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang digelar di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (2/5/2025), Gubernur Rudy menekankan pentingnya kualitas pendidikan sebagai fondasi negara yang kokoh.
“Kalau pendidikannya bagus, Insyaallah, tiangnya akan berdiri dengan tegak dan negara kokoh,” tegas Gubernur, dikutip inibalikpapan
Komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim terhadap pendidikan diwujudkan melalui peluncuran Program Gratispol, sebuah inisiatif strategis yang menggratiskan berbagai layanan dasar, termasuk pendidikan dari jenjang SMA/SMK hingga perguruan tinggi.
Pendidikan Gratis dari SMA hingga S3
Program Gratispol mencakup pendidikan gratis untuk siswa SMA, SMK, MA, dan SLB di seluruh Kaltim, termasuk pemberian seragam sekolah secara cuma-cuma. Tidak hanya itu, mahasiswa yang menempuh studi di perguruan tinggi negeri maupun swasta—baik jenjang D3, S1, S2 hingga S3—juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji di Plenary Hall Gelora Kadrie Oening Samarinda, Senin (21/4/2025).
BACA JUGA :
Enam Paket Gratis dalam Program Gratispol
- Pendidikan gratis jenjang SMA/SMK/MA, SLB, hingga perguruan tinggi (D3-S3).
- Pelayanan kesehatan gratis yang berkualitas.
- Umrah dan perjalanan spiritual gratis bagi marbut masjid dan penjaga rumah ibadah.
- Seragam sekolah gratis bagi siswa.
- Bantuan biaya administrasi rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
- Internet gratis di setiap desa.
Hadapi Tantangan Bonus Demografi dan Era AI
Gubernur Harum juga menyoroti pentingnya transformasi pendidikan di era kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi. Menurutnya, dunia pendidikan harus beralih dari pendekatan hafalan menuju keterampilan dinamis, literasi digital, kemampuan komunikasi, serta pemecahan masalah.
“Ini tantangan terbesar kita: membentuk karakter, daya pikir kritis, dan adaptasi terhadap perubahan teknologi,” ujarnya.
Ia juga memperingatkan bahwa bonus demografi—yang telah berjalan lima tahun—belum menunjukkan perubahan signifikan. Tanpa penanganan serius, peluang ini bisa berubah menjadi bencana sosial.
“Bonus demografi tinggal 10 tahun lagi. Kalau gagal, kita bisa jadi negara yang isinya orang tua dan miskin,” pungkasnya.
Gubernur menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai solusi lapangan kerja, mengingat jumlah SMK di Kaltim sebanding dengan SMA. / Pemprov Kaltim
BACA JUGA

