Peringkat Liga 1 di Asia Disalip Kamboja, Sinyal Bahaya bagi Kompetisi Domestik

Laga Borneo FC vs PSM Makassar yang berakhir imbang 1-1 / twitter Borneo FC
Laga Borneo FC vs PSM Makassar yang berakhir imbang 1-1 / twitter Borneo FC

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Kabar kurang baik, bagi kompetisi nasonal. Pasalnya, dalam rilis terbaru AFC, ranking Liga 1 justru disalip Kamboja yang berada di peringkat 24 dan Indonesia 25.

Di Asia Tenggara, hanya unggu atas Filipina, Myanmar, Laos, Brunei dan Timor Leste. Thailand masih pertama di Asia Tenggara, diikuti Malaysia, Vietnam, Singapura dan Kamboja.

Penurunan peringkat ini bukan sekadar angka—ia adalah cermin mutu kompetisi domestik, prestasi klub di level Asia, dan sistem pembinaan yang stagnan. Poin Indonesia tahun ini hanya 3.560, lebih rendah dari negara seperti Tajikistan (4.600) dan Kamboja (2.076).

Jika tren ini berlanjut, Liga 1 berpotensi kehilangan jatah langsung ke kompetisi elite Asia seperti AFC Champions League Elite dan AFC Champions League 2. Saat ini, posisi Indonesia berada di zona “non-elite” dengan akses yang makin terbatas ke pentas kontinental.

Kontras dengan Dominasi Asia Barat dan Timur

Di sisi lain, negara-negara seperti Arab Saudi (119.957 poin), Jepang (107.663), dan Korea Selatan (90.982) terus mendominasi. Klub-klub mereka secara konsisten tampil impresif di level Asia, didukung infrastruktur, manajemen profesional, dan investasi besar-besaran.

Arab Saudi bahkan mencetak skor tertinggi dalam musim ini (34.542 poin), didorong performa klub-klub seperti Al Hilal dan Al Nassr yang tampil dominan di AFC Champions League.

Hal ini harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan sepak bola Indonesia. Tanpa perbaikan menyeluruh—dari kualitas liga, profesionalisme klub, pengelolaan wasit, hingga pembinaan pemain muda—maka harapan untuk bersaing di kancah Asia akan makin jauh dari jangkauan.

Alarm untuk Sepak Bola Nasional

Apalagi saat AFC mulai menerapkan format baru Liga Champions Asia yang lebih kompetitif dan selektif, Indonesia berisiko terpinggirkan jika tak segera berbenah.

Liga 1 tidak bisa hanya menjadi tontonan, tetapi harus menjadi kompetisi berkualitas. Ini termasuk menjamin jadwal yang konsisten, stadion layak AFC, dan regulasi yang adil bagi klub dan pemain.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses