Permintaan Kulit Sapi di Kampung Timur Melonjak Selama Iduladha
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Seusai perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, permintaan kulit sapi di kawasan Kampung Timur, Balikpapan, melonjak tajam. Peningkatan ini menjadi berkah bagi para pelaku usaha pengumpulan kulit hewan kurban yang hanya panen setahun sekali.
Salah satu pedagang kulit sapi lokal, Deva, mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan terjadi dalam dua hari terakhir. Ia bahkan sempat mengantarkan sendiri hingga 60 lembar kulit ke lokasi drop yang telah disiapkan.
“Kemarin saja saya terima 30 lembar kulit. Sebelumnya saya antar sendiri sampai 60 lembar. Ramainya memang cuma pas Iduladha begini,” ujarnya saat ditemui pada Senin (9/6/2025).
Saat ini, harga jual kulit sapi mencapai Rp77.000 per kilogram. Sementara itu, harga beli per lembar kulit dari warga dapat mencapai Rp150.000, tergantung dari ukuran dan kondisi fisik kulit. Deva menegaskan hanya menerima kulit yang masih utuh dan tidak rusak.
“Kalau kulitnya masih utuh, kami terima. Kalau sudah robek atau tidak lengkap, biasanya kami tolak,” katanya.
Punya Potensi Besar
Deva menyebutkan, mayoritas warga biasanya datang langsung untuk menyerahkan kulit sapi ke lokasi drop. Namun, pihaknya juga menyiapkan layanan penjemputan bagi warga yang membutuhkan. Dalam sehari, ia dapat menerima antara 20 hingga 30 lembar kulit sapi, dan jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga hari puncak penyembelihan.
Usaha pengumpulan kulit sapi ini mulai ditekuninya secara serius sejak tahun lalu. Berawal dari membantu keluarga, kini Deva telah membentuk tim kecil beranggotakan lima orang untuk menangani proses pengumpulan dan pengeringan kulit.
“Tahun lalu masih coba-coba. Tahun ini kami sudah lebih siap. Kami bentuk tim lima orang untuk proses pengolahan dan pengumpulan kulit,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga bernama Sukirman mengaku rutin menjual kulit sapi setiap tahun pada momen Iduladha. Tahun ini, ia membawa tiga lembar kulit dengan total berat sekitar 72 kilogram dan menjualnya seharga Rp77.000 per kilogram.
“Biasanya memang tiap tahun saya jual ke sini. Lumayan untuk tambahan pemasukan,” ujarnya singkat.
Deva berharap pemerintah atau instansi terkait dapat memberikan perhatian lebih terhadap usaha ini, terutama dalam hal pengelolaan limbah organik dan fasilitas pengeringan kulit.
Ia meyakini, jika dikelola secara berkelanjutan, usaha ini memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, tidak hanya saat Iduladha, tetapi juga sebagai produk olahan bernilai jual tinggi.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA
