KUTAI KARTANEGARA, Inibalikpapan.com – Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andi Noorsaman Sommeng meresmikan penyaluran (gas in) LNG perdana ini di PLTG Sambera, Kukar, Kaltim, Senin pagi (30/7/2018).

LNG Sambera 2X 20 MW membutuhkan 8 MMSCFD yang dipasok dari Badak Bontang dengan diangkut menggunakan truk LNG transportasi trucking pertama kali di Indonesia.

Andi Noorsaman dalam peresmian didampingi Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Plt Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Meliana, Komite BPH Migas Jugi Prajogio, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon, serta SVP Engineering Operation and Technology Development PT Pertamina Tanudji.

Metode suplai LNG dengan sistem ini merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah terpencil yang tidak terjangkau pipa.

Menurutnya gas in penyimpanan dan regasifikasi LNG PLTG Sambera merupakan pertama kali diresmikan. Hal ini bagian dari upaya efisiensi biaya pokok produksi (BPP) pembangkit yang dimiliki PLN seperti sambera yang sejak 2009 lalu awalnya menggunakan solar.
“Bisa menghemat BPP 38 persen atau pertahun Rp70 miliar kalau lima tahun Rp350 miliar. Uang itu kan bisa bangun model seperti ini,” ujarnya.
Andi Noorsaman Sommeng mengaku bangga dengan peresmian first gas in fasilitas penyimpanan dan regatifikasi LNG PLTG Sambera. Namun untuk mewujudkan tidak mudah. Butuh 4 tahun untuk merealisasikan karena LNG selama ini disakralkan sebagai barang mewah, mahal investasi, teknologi tinggi, tinggi resiko dan juga kebijakan yang awalnya belum berpihak.

“Tapi sekarang dengan small seperti ini bisa kita laksanakan. Kita angkut dengan truk,” katanya.
Pihaknya juga sedang merampungkan pemanfaatan LNG di pembangkit PLN yang ada disejumlah daerah.
“Disini sudah, kita juga kembangkan di Papua tahun ini kapasitasnya beragam 50 MW, Nabire 25 MW, di Ternate 30 MW, Labuan Bajo 20 MW, Kendari 50 MW,” bebernya.

Diakui pemanfaatan LNG untuk kepentingan industry dan PLTG PLN sempat terhambat karena sejumlah hal. Mulai dari kebijakan yang kurang berpihak dan adanya sakralisasi penggunaan LNG. Namun hal itu kini sudah tidak menjadi hal utama.

Sementara Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan PT PLN (Persero), Machnizon menjelaskan keberadaan fasilitas penyimpanan dan regatifikasi LNG Sambera ini berkat kerjasama dan sinergi BUMN antara PLN dengan PT Pertamina melalui anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga (PTGN) dimana sumbernya tersebut berasal dari kilang LNG milik PT Badak.
Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini dibangun dan dioperasikan PTGN dengan bentuk kerjasama operasi dengan PT Dharma Pratama Sejati (DPS).

“Sinergi antar BUMN dalam penyediaan LNG yaitu pembangunan instalasi LNG yang dilaksanakan oleh PTGN.
Kontrak pembelian LNG ini memiliki jangka waktu 5 tahun dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT) dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG. Selain itu, PTGN juga akan menyediakan fasilitas pengisian skala kecil sehingga dapat dikirimkan dengan moda transportasi trucking ke PLTG Sambera,” katanya.

Dengan LNG, performa pembangkit PLN tersebut akan semakin meningkat dan keandalan mesin terjamin. Selain itu, penggunaan LNG lebih ramah lingkungan karena akan mengurangi emisi gas buang, produksi limbah B3 dan pemakaian air tanah.

“Kita pengiriman menggunakan truk karena lebih efisien dibandingkan bangun jaringan pipa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Machnizon mengatakan bahwa pelaksanaan First Gas in LNG Sambera adalah salah satu wujud dari Program PLN Regional Kalimantan yaitu Kalimantan Bebas BBM.

“Ini merupakan program kerja untuk menekan penggunaan Bahan Bakar Minyak, hal ini juga sebagai bentuk semangat PLN untuk terus meningkatkan efisiensi terutama dalam menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik tanpa mengurangi komitmen PLN dalam melayani dan memenuhi kebutuhan listrik kepada pelanggan,” tambahnya.

Saat ini, kondisi kelistrikan di Kalsel, Kalteng dan Kaltim mengalami surplus pasokan listrik sebesar 487,4 MW dimana daya mampu mencapai 1.537 MW dengan beban puncak di Sistem Kaltim sebesar 451,2 MW dan Sistem Kalselteng sebesar 598,4 MW. Adapun rasio elektrifikasi Kaltim mencapai 94,55% dan ditargetkan 100% pada 2021.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version