BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Selain mendukung class action, Komisi III DPRD Balikpapan juga merespon akan membentuk Pansus tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan karena Pertamina Balikpapan dinilai lalai dalam pengelolaan keamanan minyak.

Ketua Komisi III DPRD Nazaruddin mengatakan pihak Pertamina telah mengakui tumpahan minyak berasal dari pipanya. Saat ini menurutnya Pertamina sedang menginventarisir kerugian yang dialami termasuk warga Balikpapan. Mereka menyangggupi untuk membayarkan kerugian.

Karena itu respon politisi DPRD akan membentuk Pansus tumpahan minyak Pertamina.

” Teman-teman sepakat disini hampir semua Komisi III ketua fraksi. Kita sepakat membentuk Pansus. Dari fraksi kita juga siap. Demokrat ada pak Haris sudah siap. Pak Maulidin fraksi Nasdem PPP juga. Kita semua di Komisi III sepakat buat Pansus. Tinggal ketua Fraksi Golkar pak Jhony Ng tadi ngak ada,” katanya usai rapat dengar pendapat yang dihadiri Pertamina, pimpinan Chevron, Kepala KSOP, Pelindo, Kepala DLH, Kepala BPBD Kamis siang (5/4/2018).

Untuk membuat pansus syaratnya harus 50 persen plus 1.

Nazaruddin mengatakan Pansus ini dimaksudkan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.” Seharusnya seperti saya bilang diawali rapat, safety gimana bisanya seharusnya pipa dibawah air itu ada panel Room (memonitor) ada kerusakan ada indikator tapi ini dia punya alat konvensional sekali,” tandas politisi Hanura.

Dalam RDP yang berlangsung terbuka hampir semua Komisi III menyebut Pertamina lalai. Atas hal ini GM RU V Pertamina Togar MP mengatakan terlalu dini jika disimpulkan ada kelalaian Pertamina

” Yang jelas yang pertama mungkin tadi yang menyatakan kelalaian pipa. Meskipun ini masuk ranah penyelidikan, tapi nanti akhirnya harus dibuktikan. Kalo sekarang berkesimpulan begitu terlalu dini. Kami dari engginering, biarlah ini ranah kepolisian. Saya ga mau berdebat soal itu, biarlah ranah penyelidikan. Belum tentu pertamina,” jelasnya dalam RDP.

Menurutnya tanggung jawab sosial Pertamina akan dijalankan sebaik-baiknya dan terus dilakukan.
” Yang pertama meskipun kita telah melakukan pembersihan bergotongroyong. Kampung atas air. Dilaporkan citra satelit kampunga atas air dan Penajam dan perairan jadi prioritas. Usaha kami maksimum, kapal dikerahkan semua PHM, Mor, Pemda, ormas dan pemuda, coastal clean up. Memang kalo di pantai ngak mungkin kapal menggiring oil boom,” jelasnya.

Pihaknya menyatakan kampung atas air menjadi perhatian khusus dalam pembersihan minyak. Meskipun sudah ada alat gas tester Pertamina akan tetap melakukan pemantauan, untuk menjamin dan mengurangi resiko.

Togar yang didampingi Area Region Manager Communication and CSR Pertamina Yudi Nugraha mengatakan akan mencatat masukan DPRD Balikpapan mengenai peringatan dini saat awal minyak tumpah.

” Ketika terjadi minyak tumpah di laut seharusnya ada alarm dan police line memang sistem kita belum ada. Mungkin kota balikpapan juga belum ada, akan kami jadi catat kaji lebih jauh dan menjadi masukan ke pusat,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version