BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan bersama Hiswana Migas dan stakeholder terkait akan membahas kelangkaan gas 3 kg yang terjadi pada pekan ini.

Pembahasan tidak hanya menyoal Het elpiji 3 kg Rp 19 ribu namun juga mengenai pengguna dan pola pengawasan di lapangan.

Kadisdag Perdagangan Arzaedi Rachman mengungkapkan pihak akan membahas soal elpiji 3 kg pada Rabu ini bersama Bagian Perekonomian, Hiswana migas dan stakeholder.

“Besok (Rabu) aku rapatkan rencana sidak ke pangkalan dan restoran,” Ujarnya dikonfirmasi Selasa malam.

Terpisah Kabag Perekonomian Budi Mulyatno membenarkan informasi tersebut.

“Besok (Rabu) kami rapat dgn opd terkait dan pihak2 lain, termasuk Hiswana migas yang difasilitasi oleh disdag,” tuturnya dalam pesan singkat kepada Inibalikpapan.

Rapat akan digelar pukul 14.00 Wita di kantor Pemerintah Kota Balikpapan.

Disinggung soal Harga Eceran Tertinggi untuk gas elpiji 3 kg, Budi menyebutkan pada harga Rp19 ribu untuk wilayah Balikpapan, Samarinda dan Kukar.

” Ya 19 ribu. Kenaikannya yang sama untuk 3 kabupaten kota (Balikpapan, Samarinda dan Kukar). Secara resmi nanti akan ditetapkan oleh provinsi Kaltim, khususnya di Biro Perekonomian pemprov Kaltim,” terang Budi yang belum lama menjabat Kabag Perekonomian.

Dihubungi terpisah Manager Communication Related and CSR Patra Niaga Kalimantan Satria August Susanto menyatakan penyaluran normal bahkan dalam minggu ini akan ditambah stoknya.

Pihaknya menyoroti penjualan gas elpiji 3 kg dari pangkalan banyak disalurkan ke warung atau pengecer sehingga gas tertimbun di pengecer.
Atas temuan ini pangkalan diberikan skorsing.

“Kemarin Sabtu saya dapat laporan ada pangkalan yang nakal karena jual ke pengecer dalam jumlah banyak dan sudah kita skorsing. Saya butuh informasi kalau memang ada pangkalan yang misalnya baru aja dikirim Gas 3 kg oleh agen lalu tiba-tiba habis sekejap dan mencurigakan agar kirim infonya. Supaya kita kasih pembinaan,” jelasnya kepada Inibalikpapan belum lama ini.

“Makanya mas, aku butuh informasi yang bener-benar ketangkap tangan. Kemarin sabtu begitu dapat laporan, langsung turun sanksi,” tandasnya.

Satria meminta kepada pangkalan untuk menjual LPG 3 Kg sesuai ketentuan. ” Sesuai HET, sesuai kategori masyarakat miskin. Apabila ada pangkalan yang tidak mengindahkan peraturan yang telah dibuat maka Pertamina tidak segan memberikan pembinaan berupa sanksi skorsing hingga pemutusan hubungan usaha,” tegasnya.

Seorang Penjual gas Elpiji di Pangkalan Kampung Baru Ujung menuturkan tiap kali gas datang langsung diserbu warga bahkan ada yang dari daerah luar kampung Baru.

” Kayak semalam datang langsung habis. Mereka dah tunggu sejak siang biasanya datang sore ini malam. Langsung habis,” kata Paman Lani yang mendapatkan 100 tabung tiap hari.

” Yang beli itu ada yang dari kilo. Kita menjual kepada warga yang antri dan mendaftar pakai KTP. Kita jual sesuai HET 19 ribu. Tapi memang yang datang dari mana-mana,” ucapnya kepada Inibalikpapan.

Diakui dari mereka yang mengantri ada yang dijual kembali seperti pengecer atau warung. ” Kalau warung itu beli dijual harganya bisa 35 sampe 40 ribu. Kita jual sini segitu 19 ribu. Kita batasi satu tabung perorang,” tandasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version