Pertumbuhan Ekonomi Menurun, Cadangan Beras Capai 3,7 Ton, Produksi Padi Meningkat 15 Persen

Warga panen padi / IST
Warga panen padi / IST

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Di tengah perlambatan ekonomi global dan pertumbuhan domestik yang melemah, sektor pertanian justru mencetak rekor dan menjadi penopang utama ekonomi Indonesia pada awal 2025.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyebut pertanian tumbuh paling signifikan dalam sejarah dengan angka 10,45 persen pada Triwulan I 2025.

“Ini pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah sektor pertanian. Belum pernah sebelumnya mencapai angka ini,” ungkap Febrio dalam diskusi publik bertajuk “Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi Rakyat?” yang digelar DPP Gempita di Museum Toeti Heraty, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

Kontras dengan Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Melemah

Pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan I 2025 tercatat hanya 4,87 persen, menurun akibat tekanan eksternal dan melemahnya sektor industri dan perdagangan. Namun, di tengah perlambatan ini, pertanian justru muncul sebagai “penyelamat”.

“Sektor-sektor lain terkena imbas langsung dari gejolak global. Tapi sektor pertanian justru melonjak. Ini sesuatu yang harusnya kita soroti serius dan pertahankan,” tegas Febrio.

Stok Beras Tertinggi dalam 57 Tahun, Bukti Nyata Lompatan Produksi

Mengacu pada data Perum Bulog per 13 Mei 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 3,7 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia sejak 1968. Ini merupakan hasil konkret dari sinergi antara petani, pemerintah pusat dan daerah, serta Bulog dalam menyerap hasil panen secara masif.

Menurut Febrio, lonjakan produksi ini juga tak lepas dari reformasi besar-besaran dalam regulasi distribusi pupuk. “Ada 145 regulasi dipangkas, disederhanakan jadi satu Perpres. Akibatnya, penyaluran pupuk jadi lebih tepat waktu di masa tanam dan panen,” jelasnya.

Produksi Padi Meningkat Lebih dari 15 Persen

Dengan distribusi pupuk yang lebih efisien dan regulasi yang tidak berbelit, produksi beras nasional melonjak signifikan. “Produksi pertanian, khususnya padi, naik lebih dari 15 persen dibanding tahun lalu. Ini yang membuat sektor ini jadi tumpuan nyata ekonomi nasional tahun 2025,” ujar Febrio.

Transformasi Pertanian: Dari Sektor Tertinggal Menjadi Pilar Ekonomi

Febrio juga menyoroti bahwa selama 10 tahun terakhir, sektor pertanian sering mengalami pertumbuhan negatif dan menjadi alasan utama Indonesia terus mengimpor beras dan jagung. Namun tahun ini, terjadi pembalikan tren yang mencerminkan potensi besar bila pemerintah konsisten dengan deregulasi dan insentif tepat sasaran.

“Kita sering impor karena pertumbuhan negatif. Tapi sekarang dengan perombakan sistem, pertanian menunjukkan bisa menjadi mesin pertumbuhan nasional,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses