Perusahaan Induk TikTok Kembangkan Smartphone Berbasis AI Pertama, Tantang Pemain Besar Industri?

ByteDance, perusahaan induk TikTok. (Foto: Bytedance)

JAKARTA, inibalikpapan.com – ByteDance, induk usaha TikTok, resmi masuk ke pasar smartphone dengan menggandeng ZTE untuk mengembangkan ponsel berbasis kecerdasan buatan. Perangkat ini diklaim mampu mengeksekusi berbagai perintah lintas aplikasi hanya melalui satu asisten virtual.

Langkah tersebut menunjukkan ambisi ByteDance memperluas pengaruhnya dari platform video pendek ke teknologi kecerdasan buatan tingkat sistem operasi.

Melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com, perangkat perdana bernama ZTE Nubia M153 rilissebagai engineering prototype, bukan produk komersial. Meski berstatus prototipe, laporan Gizmochina pada Selasa (9/12/2025) menyebut batch awal sekitar 30.000 unit langsung habis di pasar Tiongkok. Harga jual kembali perangkat ini bahkan melonjak lebih dari 40 persen dari harga resminya.

ByteDance memposisikan ponsel pertama ini sebagai laboratorium berjalan untuk menguji kemampuan Doubao, asisten AI yang dapat melakukan otomatisasi hingga lapisan sistem. Lewat Doubao, pengguna bisa memesan tiket, membuat reservasi restoran, membandingkan harga, sampai mengoordinasikan tugas lintas aplikasi.

Namun peluncuran awal tidak berjalan mulus. Sejumlah aplikasi besar di Tiongkok dilaporkan memblokir atau membatasi akses Doubao karena kekhawatiran soal keamanan data dan kemampuan AI yang dinilai bisa “mengendalikan” aplikasi tanpa izin API tradisional. Respons negatif ini dianggap sebagai sinyal meningkatnya kecemasan industri terhadap agen AI yang semakin canggih.

Generasi Kedua Rilis 2026

Setelah uji coba tahap pertama, ByteDance dan ZTE mempercepat pengembangan ponsel AI generasi kedua yang ditargetkan rilis pada akhir 2026. Model berikutnya disebut bakal tampil dengan hardware lebih stabil, integrasi AI lebih dalam, dan pengalaman penggunaan yang lebih mulus.

Meski begitu, ByteDance menegaskan tidak berniat menjadi produsen ponsel jangka panjang. Tantangannya, analis dari Morgan Stanley dan IDC menilai produsen besar seperti Apple, Xiaomi, dan Huawei kemungkinan tidak ingin bekerja sama, mengingat masing-masing juga sedang mengembangkan ekosistem AI mereka sendiri.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses