PLN Masuk Daftar Perusahaan Terbesar Dunia, Ini Rahasia di Baliknya

PT PLN (Persero) sukses masuk ke jajaran perusahaan terbesar dunia versi Fortune Global 500 tahun 2025
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan) meninjau ruang kontrol digital untuk memantau sistem kelistrikan nasional. Foto: PT PLN

JAKARTA, inibalikpapan.com,— Untuk pertama kalinya, PT PLN (Persero) sukses masuk ke jajaran perusahaan terbesar dunia versi Fortune Global 500 tahun 2025. PLN berhasil menduduki posisi ke-469. Hal tersebut didorong oleh pendapatan sepanjang 2024 yang tembus Rp545,4 triliun — naik 11,9% dari tahun sebelumnya.

Yang membanggakan, PLN jadi satu-satunya perusahaan utilitas asal Indonesia yang berhasil masuk daftar bergengsi ini.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut pencapaian ini sebagai buah dari kerja keras dan strategi transformasi yang selama ini dijalankan.

“Masuknya PLN ke Fortune Global 500 ini adalah bukti bahwa strategi transformasi yang kami jalankan membuahkan hasil. Ini bukan hanya pengakuan skala usaha kami, tetapi juga atas daya saing dan ketahanan bisnis kami di tengah dinamika global,” kata Darmawan dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2025).

Penjualan Listrik Naik, Rumah Tangga Paling Boros

Lonjakan pendapatan PLN tak lepas dari meningkatnya penjualan listrik yang mencapai 306,22 TWh di 2024, naik 6,17% dari tahun sebelumnya. Nilai itu setara dengan pendapatan Rp353,17 triliun.

Sektor rumah tangga menyumbang konsumsi terbesar, yakni 43%, disusul sektor industri (30%), bisnis (19%), dan sektor lainnya (8%).
• Konsumsi rumah tangga naik 6,62% jadi 130,43 TWh
• Konsumsi industri naik 4,17% jadi 92,28 TWh

Darmawan mengungkapkan bahwa dukungan pemerintah dan kepercayaan masyarakat jadi salah satu kunci keberhasilan PLN terus tumbuh di tengah tantangan.

Efisiensi & Digitalisasi Jadi Kunci

Tak hanya mengandalkan penjualan, PLN juga mengencangkan ikat pinggang lewat efisiensi dan digitalisasi.

“Kami melakukan efisiensi menyeluruh tanpa mengurangi kualitas layanan. Digitalisasi, penguatan struktur keuangan, dan inovasi jadi senjata utama,” jelas Darmawan.

Secara finansial, kondisi PLN juga makin sehat. Rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio) turun jadi 38,02%, dan kemampuan bayar bunga (Interest Coverage Ratio) naik jadi 3,71 kali.

Salah satu program andalan PLN adalah Cash War Room (CWR), yang menyatukan pengelolaan anggaran, utang, likuiditas, dan valuasi aset. PLN juga menerapkan sistem kontrol seperti spend control tower, centralized payment, hingga centralized planning agar arus keuangan tetap efisien dan terpantau.

“Dengan sistem centralized payment, proses pembayaran bisa dipercepat sebelum jatuh tempo. Ini berdampak langsung ke kesehatan keuangan perusahaan,” imbuh Darmawan.

Aset Naik, Digitalisasi Jalan Terus

Tak cuma pendapatan yang naik, total aset PLN juga ikut terdongkrak. Hingga akhir 2024, total aset PLN tercatat Rp1.772,4 triliun, tumbuh 6,09% dari tahun sebelumnya. Ini jadi sinyal positif bagi para investor.

Darmawan juga menegaskan bahwa transformasi digital jadi fokus utama PLN ke depan. Selain mempercepat layanan, teknologi juga dipakai untuk membangun ekosistem energi yang andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

“Kami terus mendorong inovasi, membangun ekosistem energi hijau, dan memperluas kerja sama global agar PLN bisa jadi pemain utama dalam transisi energi,” tutupnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses