Presiden Prabowo Dijadwalkan Resmikan Proyek RDMP Balikpapan Pertengahan Desember 2025
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan proyek raksasa Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan pada pertengahan Desember 2025. Persiapan penyelesaian proyek strategis ini terus dipantau ketat pemerintah, termasuk melalui peninjauan langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.
Yuliot meninjau fasilitas kilang dan berbagai infrastruktur penunjang yang kini memasuki tahap akhir penyempurnaan. Ia menegaskan bahwa proses commissioning sudah berjalan dan tinggal menuntaskan bagian akhir sebelum peresmian oleh kepala negara.
“Dengan selesainya RDMP Balikpapan, kita memastikan kesiapan produksi yang sudah mulai memasuki tahap commissioning. Fasilitas ini rencananya akan diresmikan oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Kepastian tanggal peresmian menunggu finalisasi protokol istana, namun pemerintah tidak ingin ada kemunduran jadwal dari target pertengahan Desember. “Kita sudah maju, jadi tidak boleh mundur. Harapannya tetap on schedule,” tegasnya.
RDMP Balikpapan menjadi salah satu investasi terbesar dalam sejarah BUMN, mencapai 7,4 miliar USD atau sekitar Rp126 triliun. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi kilang menjadi 360 ribu barel per hari, atau sekitar 22–25 persen kebutuhan nasional. Pemerintah menilai peningkatan kapasitas itu dapat menekan impor BBM hingga 10–15 persen.
Yuliot menambahkan, RDMP Balikpapan tetap mengutamakan pengolahan minyak domestik. “Seluruh minyak dalam negeri akan kita olah di dalam negeri. Bila ada kekurangan, barulah kita impor. Karena itu oil storage besar ini sangat penting,” jelasnya.
Salah satu fasilitas vital yang kini hampir rampung adalah tangki penyimpanan minyak berkapasitas 2 juta kiloliter, yang disebut sebagai terbesar di Indonesia. Selain itu, RDMP Balikpapan membawa konsep kilang hijau, termasuk mengolah residu rendah menjadi produk petrokimia bernilai tinggi seperti propilen dan etilen yang selama ini masih harus diimpor.
Pekerjaan tersisa disebut tinggal 1–2 persen berupa penyempurnaan teknis. Yuliot optimistis kilang siap difinalisasi sebelum Presiden tiba. “Beberapa hari ke depan kami optimistis seluruh fasilitas siap,” tutupnya.***
BACA JUGA
