BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Musim kemarau yang terjadi sepanjang 2015 lalu berdampak pada hasil produksi pertanian padi kota Balikpapan.

Akibatnya dari 150 hektar lahan pertanian padi, hanya puluhan hektar saja yang digarap untuk menanam  sehingga produksi padi kota Balikpapan dari wilayah Kelurahan Tritip dan Karang Joang mengalami penurunan drastis.

Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Balikpapan mencatat pada 2015 lalu, petani padi Balikpapan hanya mampu menghasilkan 525 ton gabah. Angka ini lebih kecil dibandingkan pada 2014 lalu yang berhasil mencapai 807 ton gabah.

“Ya ini akibat tahun 2015 lalu curah hujan rendah sekali sehinga lahan banyak mengalami kekeringan. Tapi tahun 2016 ini kita mulai lagi sambil melihat musim hujan ini,” kata Kepala DPKP Yosmianto kepada Inibalikpapan.com

Bahkan Yosmianto mengungkapkan pada awal tahun 2016 ini, baru melakukan 10 hektar lahan padi yang ditanam dari target tanam padi seluas 150 hektar.

“Karena hujan belum datang. Ini baru 10 hektar. Ini sudah hujan kemarin ada beberapa petani yang sudah tanam,” ujarnya.

“Target kita 2016 sama tetap yang bisa ditanam 150 hektar. 150 hektar Itu target dari provinsi,” sambungnya.

Faktor cuaca katanya sangat menentukan. Bahkan DPKP memonitor perkiraan cuaca dari BMKG. Diharapkan dampak El nino akan segera berakhir pada Maret 2016 mendatang sehingga petani dapat melakukan penanam padi dilahan yang telah disiapkan. “Katanya akhir bulan ini sudah mulai hujan lebat. El nino sudah mulai hilang ya. Kalau sudah hujan lebat kita mulai lah kan lahannya sudah siap 100 hektar itu,” ujarnya.

Petani padi Balikpapan ini kata Yos dalam satu hektar menghasilkan 4,7 ton gabah kering giling (GKG). Jika menjadi beras maka per hektar sawah menghasilkan 3,5 ton beras/hektar.

“Gabah jadi beras itu kurang sekitar 30 persen.kita pakai bibit padi Ciherang dan Wicomel. Petani lebih familiar itu,” ucapnya.

Kelompok petani padi di Balikpapan ada 10 yang masing-masing kelompok terdiri dari 10-20 orang petani. Hasil pertanian padi ini, sangat kecil sekali memberikan kontribusi pada pemenuhan kebutuhan padi di Kota Balikpapan.

“Itu jauuh sekali. Kita lebih banyak datangkan beras dari luar kayak Sulawesi dan Jawa,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version