BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Guna mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (PPM) unggulan PHM yakni “Wasteco”.

Wasteco merupakan program pemberdayaan masyarakat yang mengelola sampah di Tempat Pemerosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Inovasi gas methane dari sampah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan memasak rumah tangga.

General Manajer PHM Krisna mengatakan,  PPM Wasteco ini rencananya selesai tahun 2023 mendatang, kedepannya kita melihat program-program apa lagi dari proper PHM untuk mempertahankan yang kami raih bisa Gold di 2021 lalu

“Sehingga kami berusaha dapat bisa kembali dapat Gold di 2022 dan jadi yang kedua untuk Mahakam, dan wasteco ini jadi program unggulan,” kata Krisna kepada awak media, Jumat (7/10/2022).

Kata Krisna, program seperti ini sangat baik dan akan muncul program lainnya yang akan dikaji dulu di internal dan mana yang memungkinkan untuk dilanjutkan serta memberikan dampak ke masyarakat.

“Contohnya seperti sampah masyarakat, bagaimana PHM mengembangkan dan mengelolahnya agar dapat melayani 270 KK  pengguna dan 12 UMKM, dengan adanya program ini menimbulkan dampak yang besar bagi masyarakat berupa tambahan ekonomi,” akunya.

“Kita juga akan melihat program ini, apakah masih bisa terus dikembangkan ya akan kita kembangkan, tapi juga memunculkan program baru lagi,” sambungnya.

Selain itu, harapannya bisa menjadi contoh daerah-daerah lain yang memiliki TPAS.

Sedangkan Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko mengaku, Inpek dari kegiatan ini bisa mewujudkan dan membantu beberapa Kepala Keluarga dan UMKM, sehingga kontribusi Hulu Migas bukan hanya di ring 1, tapi juga bisa diluar ring, ini akan dibuat percontohan di tempat lain.

“Pada hari ini kami juga melakukan penanaman pohon program SKK Migas, yang tahun ini targetnya sejumlah 1,7 juta bibit, tapi yakin bisa sampai 2 juta,” kata Rudi.

“Rencana November juga akan ada penanaman bersama antara Kepala SKK Migas dan Menteri LHK, yang merupakan komitmen hulu migas dalam hal masalah lingkungan, selain kami mengambil sumber daya alam tapi kami bertanggung jawab dengan lingkungan dengan penanaman pohon,” jelas Rudi.

Sedangkan, Manajer Senior Pertanahan SKK Migas, Farida mengatakan, program ini sejalan dengan program nawacita Pak Presiden, dimana kita memang berkegiatan selain mengurangi emisi karbon, dari kegiatan Hulu migas dan juga untuk pengembangan masyarakat sekitar karena di Kandilo itu Kelompok Tani Hutan (KTH) pertama membayar PNBP.

“Jadi mereka sudah dapat penghasilan yang cukup baik dari program penanaman itu,” kata Farida.

“Mereka menanam tanaman endemik di daerah tersebut, mereka juga bisa mengkonsumsi dari apa yang ditanam,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version