Proyek RDMP Kilang Balikpapan Hampir Tuntas, Tahap Operasi Dimulai Akhir 2025
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) terus memantapkan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe, yang kini memasuki tahap akhir pembangunan dengan progres mencapai 96,80 persen hingga pekan ketiga Oktober 2025.
Proyek ini menjadi tonggak modernisasi kilang Pertamina untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, dan kompleksitas pengolahan minyak nasional. Salah satu fokus utamanya adalah kesiapan unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang akan segera memasuki fase commissioning dan start-up.
Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menjelaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan berjalan melalui tiga lingkup utama pekerjaan, yakni Early Works, Engineering Procurement Construction (EPC) ISBL–OSBL, dan EPC Lawe-Lawe.
“Seluruh pekerjaan di proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe dilakukan secara bertahap dan terintegrasi,” jelas Asep.
Tahap pertama proyek, yaitu Early Works, menjadi fondasi awal megaproyek dengan melibatkan 16 paket pekerjaan pendahuluan yang mencakup persiapan lahan, pembangunan infrastruktur dasar, utilitas sementara, dan fasilitas penunjang konstruksi.
“15 paket pekerjaan pendahuluan ini telah tuntas, dan saat ini tersisa pekerjaan tambahan berupa modifikasi tangki yang berjalan secara paralel,” tambahnya.
Pada lingkup proyek utama EPC ISBL dan OSBL, pekerjaan berfokus pada pembangunan dan pengembangan 39 unit, terdiri atas 21 unit proses baru, 13 unit utilitas dan fasilitas pendukung baru, serta 5 unit revamp dari fasilitas existing. Mayoritas unit utilitas dan fasilitas pendukung kini telah memasuki tahap uji peralatan dan awal pengoperasian.
Sementara itu, lingkup EPC Lawe-Lawe juga terus mereka mantapkan untuk mendukung rantai pasok minyak mentah Kilang Balikpapan. Pekerjaannya meliputi pembangunan dua tangki penyimpanan crude oil berkapasitas masing-masing 1 juta barrel, jaringan pipa transfer line onshore–offshore berdiameter 20 inci, unloading line 52 inci, serta fasilitas Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 DWT.
Tantangan Proyek RDMP
Asep menegaskan bahwa tantangan terbesar proyek ini adalah kompleksitas pekerjaan di tengah operasi kilang eksisting yang tetap berjalan penuh.
“Ini bukan hanya proyek besar dari sisi nilai investasi dan jumlah unit, tetapi juga dari sisi teknis. Tim proyek harus bekerja dengan presisi tinggi karena seluruh pekerjaan dilakukan berdampingan dengan kilang yang masih beroperasi,” katanya.
Selain itu, KPB juga menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas proyek.
“Kami memastikan seluruh kegiatan pembangunan dijalankan dengan prinsip safety first dan persiapan menyeluruh sebelum memasuki tahap uji coba peralatan,” ujarnya.
KPB kini berfokus pada tahapan pengujian dan penyelarasan peralatan sebagai persiapan menuju fase operasi pada akhir tahun.
“Kami sudah berada di tahap penting menuju fase operasi pada akhir 2025. RDMP Balikpapan adalah simbol kemandirian energi Indonesia hasil karya anak bangsa,” tutup Asep.***
BACA JUGA
