PSSI Kecam Bullying dan Rasisme terhadap Pemain Timnas

Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama pemain diruang ganti / PSSI
Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama pemain diruang ganti / PSSI

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengecam keras tindakan bullying, rasisme, dan diskriminasi yang dialami para pemain Timnas Indonesia usai gagal melaju ke Piala Dunia 2025. Ia menegaskan, kritik boleh, tetapi serangan pribadi dan ujaran kebencian tidak bisa ditoleransi.

Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal resmi YouTube PSSI, Jumat (24/10/2025), Erick meminta semua pihak—terutama warganet dan media massa—untuk lebih bijak dalam bereaksi terhadap hasil yang tidak memuaskan.

“Teman-teman media harus menjadi bagian membangun sepak bola kita dan kebenaran. Saya minta tolong banget, jangan ikut memperbesar bullying kepada pemain,” ujar Erick.

Menurutnya, para pemain Timnas Indonesia adalah aset berharga bangsa yang perlu dijaga dan diberi ruang berkembang, bukan dijatuhkan dengan komentar kasar di media sosial.

“Kita harus sayang asset kita, gak gampang. Kita punya pemain seperti Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, ini kan generasi emas yang kemarin,” ungkapnya.

“Kita harus sayang dengan aset kita. Mereka generasi emas yang sedang kita bangun. Kritik silakan, tapi kalau sudah rasis, diskriminatif, itu bukan budaya bangsa kita,” tegas mantan Presiden Inter Milan itu

Erick menegaskan, sejak awal memimpin PSSI ia berkomitmen menolak segala bentuk diskriminasi di lapangan hijau, termasuk terhadap pemain asal Indonesia Timur.

“Saya tidak mau ada diskriminasi, apalagi kepada saudara-saudara kita dari Indonesia Timur. Mereka bagian dari kita. Tidak boleh dilabeli macam-macam,” ucapnya.

Ia pun berharap media juga dapat berperan aktif dalam mengedukasi publik agar tidak menjadikan pemain sebagai pelampiasan emosi usai kekalahan.

“Kasihan pemain kita. Mereka juga manusia yang sedang tumbuh. Jangan sampai kegagalan di lapangan membuat mereka gagal berkembang sebagai individu dan atlet,” tutup Erick.

Sportivitas dan etika digital di kalangan suporter, agar dukungan terhadap Timnas Indonesia tetap positif dan membangun—bukan menghancurkan moral para pemain.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses