Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Waspadai Hujan Lebat
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), kondisi cuaca di Balikpapan dan Kalimantan Timur (Kaltim) diprediksi masih didominasi hujan, seiring puncak musim penghujan yang terjadi pada Desember hingga Januari.
BMKG mengingatkan masyarakat dan pemangku kebijakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, sambaran petir, serta angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa Januari merupakan puncak musim hujan di wilayah Kaltim, termasuk Balikpapan.
“Dari sisi klimatologis, Desember sampai Januari adalah puncak musim penghujan. Ini menjadi perhatian utama yang harus diwaspadai,” ujar Kukuh saat dikonfirmasi, kamis (25/12/2025).
Ia memaparkan, dalam sepekan hingga beberapa minggu ke depan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Kaltim. Beberapa daerah yang diperkirakan terdampak antara lain Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, hingga Balikpapan.
“Potensi hujan masih bersifat merata, dengan intensitas sedang hingga lebat di berbagai wilayah,” jelasnya.
Kukuh juga menjelaskan kategori intensitas hujan berdasarkan curah hujan. Untuk curah hujan bulanan, intensitas sedang berada pada kisaran hingga 300 milimeter per bulan. Sementara untuk hujan harian, intensitas sedang berada pada rentang 30–50 milimeter per hari, dan dikategorikan hujan lebat apabila di atas 40 milimeter per hari.
“Jika intensitas sudah melewati 40 milimeter per hari, itu masuk kategori hujan lebat,” tegas Kukuh.
Selain hujan, BMKG juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem lainnya, seperti sambaran petir dan angin kencang. Fenomena tersebut dipengaruhi oleh dinamika atmosfer di wilayah Indonesia, termasuk kemunculan siklon tropis di selatan Pulau Jawa.
“Siklon tropis di selatan Jawa dapat memengaruhi kondisi fisis atmosfer. Di Kaltim, meskipun curah hujan bisa sedikit menurun saat siklon aktif, potensi petir dan angin kencang justru meningkat,” terang Kukuh.
BMKG pun mengimbau masyarakat, khususnya yang melakukan perjalanan di masa libur Nataru, agar memantau perkembangan cuaca secara berkala dan mempersiapkan langkah mitigasi. Pemerintah daerah dan instansi terkait juga diharapkan mengantisipasi potensi dampak hidrometeorologi, seperti genangan, banjir lokal, pohon tumbang, hingga gangguan transportasi udara maupun darat.
“Kewaspadaan menjadi kunci. Hujan sedang dan lebat dapat disertai petir dan angin kencang. Kami mengimbau masyarakat tetap berhati-hati, terutama saat berada di luar ruangan dan ketika berkendara,” tutup Kukuh.***
BACA JUGA
