Puspaga Jadi Garda Depan Pencegahan Kekerasan dan Krisis Keluarga di Balikpapan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kasus kekerasan dalam rumah tangga, konflik pengasuhan, hingga tekanan mental pada orang tua menjadi persoalan yang terus muncul di masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan melalui DP3AKB memperkuat peran Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) sebagai garda depan pencegahan krisis keluarga dan perlindungan anak.
Puspaga tidak hanya berfungsi sebagai tempat curhat dan konseling, tetapi juga menjadi pusat edukasi keluarga yang bertujuan membangun ketahanan psikologis masyarakat. Layanan diberikan secara gratis, mudah diakses, dan ditangani langsung oleh psikolog profesional.
Plt Kepala DP3AKB Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, menegaskan bahwa Puspaga hadir bukan semata-mata untuk menyelesaikan masalah, tetapi mencegah keluarga masuk dalam kondisi rapuh. “Tujuan utama kami adalah mencegah. Banyak kasus besar sebenarnya berawal dari hal kecil yang diabaikan,” ujarnya, Sabtu (29/11/2025).
Menurutnya, sebagian besar masyarakat baru mencari bantuan saat konflik sudah memuncak. Padahal, Puspaga mendorong warga untuk berkonsultasi sejak muncul tanda-tanda awal. “Misalnya perubahan pada perilaku anak atau komunikasi suami istri mulai tidak harmonis. Hal-hal seperti itu harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi kekerasan atau trauma,” jelasnya.
Puspaga menjadi salah satu layanan penting dalam upaya menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Setiap tahun, DP3AKB menerima laporan kasus yang sebagian besar berkaitan dengan pola pengasuhan yang salah hingga tekanan emosional di rumah. Kehadiran psikolog di Puspaga membantu keluarga memahami akar persoalan dan menemukan solusi yang aman.
Nursyamsiarni menjelaskan bahwa konseling dilakukan melalui pendekatan ramah, nonjudgmental, dan berbasis empati. “Kami tidak menyalahkan siapa pun. Fokus kami adalah memperbaiki situasi keluarga,” tegasnya. Selain itu, waktu konsultasi yang ditentukan secara terjadwal membuat setiap kasus mendapat perhatian penuh dari psikolog tanpa terganggu antrean.
Kerahasiaan menjadi fondasi penting lain dalam pelayanan ini. DP3AKB memastikan bahwa informasi klien tidak dapat diakses siapa pun, termasuk atasan sekalipun. “Kerahasiaan adalah kunci. Tanpa itu, masyarakat tidak akan datang,” katanya.
Tidak hanya memberikan pendampingan, Puspaga juga aktif menggelar workshop dan penyuluhan tentang komunikasi dalam keluarga, pengasuhan remaja, hingga deteksi dini gangguan psikologis. Kegiatan ini menyasar sekolah, kelompok masyarakat, dan komunitas orang tua.
Untuk memperluas jangkauan, DP3AKB sedang mengembangkan layanan konsultasi online. “Kami ingin warga tetap bisa mengakses layanan meski sibuk atau tinggal jauh dari pusat kota,” ujar Nursyamsiarni.
Ia berharap masyarakat tidak ragu memanfaatkan layanan ini. “Puspaga bukan tempat untuk orang bermasalah, tetapi ruang belajar bagi keluarga agar tetap sehat dan kuat,” tutupnya.***
BACA JUGA
