Rahmad Mas’ud Bidik Potensi Balikpapan Jadi Kota MICE Nasional, Mantapkan Transformasi Pariwisata
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan terus memperkuat arah pembangunan pariwisata jangka panjang menuju 2045. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menegaskan bahwa orientasi pariwisata kini tidak lagi sekadar berburu jumlah kunjungan, melainkan meningkatkan lama tinggal wisatawan, kualitas belanja, serta menjaga keberlanjutan lingkungan.
Menurut Rahmad, berbagai elemen seperti desa wisata, kelompok sadar wisata, hingga duta wisata telah pemkot bina agar selaras dengan arah kebijakan pemerintah kota. “Kami ingin seluruh komponen berjalan sesuai arahan. Pariwisata itu bukan sekadar destinasi, tapi ekosistem yang harus dikelola bersama,” ujarnya.
Sejalan dengan transformasi itu, Wali Kota juga menekankan optimisme Balikpapan dalam mewujudkan diri sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dengan daya saing nasional bahkan internasional. Ia menyebut bahwa Balikpapan tidak perlu terjebak membandingkan diri dengan kota lain.
“Kita ini tidak sedang bersaing dengan siapa pun. Tugas kita hanya bekerja, menyampaikan dan menjalankan visi misi kota. Mimpi kita jelas, bagaimana mewujudkan Balikpapan sebagai kota MICE yang modern,” ujarnya dalam dialog bersama media.
Ia mencontohkan posisi strategis Balikpapan dekat dengan potensi sumber daya dan akses yang kuat. “Singapura tidak punya hutan tapi bisa mengekspor kayu. Tidak punya kebun sawit tapi mengekspor sawit. Tidak punya minyak tapi menjadi pusat perdagangan minyak. Nah, Balikpapan ini dikelilingi semua potensi itu. Kita harus mampu memanfaatkan posisi strategis tersebut,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Balikpapan semakin siap menjadi tuan rumah agenda nasional. Berbagai inovasi telah hadir, termasuk aplikasi wisata gratis sebagai program CSR salah satu bank daerah, hingga penguatan promosi wisata dalam dan luar negeri. Pemerintah Kota juga mengembangkan kerja sama internasional, terutama terhadap aksesibilitas penerbangan seperti rute Singapura, Malaysia, dan Brunei–Jerusalem.
Sederet penghargaan berhasil diraih, mulai dari ASEAN Clean Tourism Award 2024–2026, predikat Kota Sehat, hingga Kota Layak Anak. Di sisi lain, Pemkot terus mendorong penataan pasar wisata, digitalisasi UMKM, serta peningkatan kapasitas pelaku usaha wisata.
Bagaimana Langkahnya?
Dalam aspek pembangunan kota MICE, pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, termasuk kawasan olahraga, UMKM, hingga infrastruktur konvensi. Rencana pembangunan Convention Hall berkapasitas 15 ribu orang telah masuk agenda anggaran, meski sempat mengalami penyesuaian. Pemerintah menargetkan proyek ini dapat terealisasi pada 2027.
“Itu langkah konkret. Kita permudah investasi supaya percepatan pembangunan bisa terwujud,” katanya, menyinggung layanan perizinan yang kini ditargetkan hanya satu bulan.
Wali Kota juga menegaskan bahwa Balikpapan memiliki kekuatan alam seperti Hutan Lindung Sungai Wain, kawasan mangrove, serta budaya lokal sebagai modal utama. Ia ingin semua itu mendukung pertumbuhan pariwisata yang inklusif. “Kami ingin pariwisata tumbuh inklusif, memberi ruang yang adil, dan menjadi hak setiap warga untuk menikmati kotanya sendiri,” ucapnya.
Baginya, arah pembangunan pariwisata tidak sekadar soal infrastruktur dan angka, tetapi juga nilai. “Pariwisata bukan hanya tentang tempat yang indah, tetapi tentang hati yang ingin menyambut. Ketika sebuah kota mencintai warga dan tamunya, maka keindahan itu tumbuh dengan sendirinya.”
Menutup paparannya, ia kembali menegaskan visi kota dalam menyongsong kehadiran Ibu Kota Nusantara. “Kita harus optimis. Kita harus bisa menjadi leader tourism, pemimpin pariwisata. Itulah strategi kita,” tutupnya.
BACA JUGA
