Ratusan Tahanan Palestina Bebas, Hamas Serahkan Jenazah Empat Sandera Warga Israel
YERUSALEM, inibalikpapan.com – Hamas menyerahkan jenazah empat sandera Israel dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel sebagai balasannya.
Hamas katakan siap untuk memulai perundingan pada tahap kedua, dan bahwa satu-satunya cara agar ada pembebasan sandera yang tersisa adalah melalui komitmen terhadap gencatan senjata.
Setelah berhari-hari mengalami kebuntuan, mediator Mesir pada hari Rabu mengamankan penyerahan jenazah keempat sandera terakhir dalam tahap pertama kesepakatan tersebut.
Imbalannya adalah pembebasan 620 warga Palestina tahanan militer Israel (IDF) di Gaza atau dipenjara di Israel.
Israel menolak untuk membebaskan tahanan pada hari Sabtu setelah Hamas menyerahkan enam sandera dalam sebuah upacara ‘pentas’.
Hamas telah memamerkan sandera yang masih hidup dan peti mati yang membawa sisa-sisa sandera di atas panggung di depan kerumunan di Gaza sebelum menyerahkannya. Tindakan tersebut menuai kritik tajam termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penyerahan terakhir tidak mencakup upacara seperti itu.
Israel sudah menerima peti mati yang membawa keempat sandera, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada dini hari Kamis (27/2/2025).
Identifikasi Jenazah Sandera Israel
Hamas sebelumnya telah mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai Tsachi Idan, Itzhak Elgarat, Ohad Yahalomi, dan Shlomo Mantzur, yang semuanya diculik selama serangan 7 Oktober 2023 dari rumah kibbutz mereka di dekat Gaza.
Jenazah tersebut sedang menjalani identifikasi awal di wilayah Israel dan pemberitahuan resmi akan diberikan kepada keluarga para sandera setelah prosesnya selesai, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Perjanjian serah terima juga telah tertunda sebelumnya setelah Hamas menyerahkan jenazah seorang wanita Palestina sebagai ganti Shiri Bibas meski setelah itu serahkan jenazah yang benar keesokan harinya.
Jenazah wanita yang tidak dikenal itu dikirim kembali ke rumah sakit Gaza pada hari Kamis, kata petugas medis.
Pemeriksaan forensik lengkap untuk menentukan penyebab kematian keempat jenazah terakhir yang dikembalikan ke Israel akan dilakukan kemudian, menurut kementerian kesehatan Israel.
Pembebasan Tahanan Palestina
Jumlah pembebasan tahanan Palestina termasuk 445 pria dan 24 wanita serta anak di bawah umur yang ditangkap di Gaza, serta 151 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup karena serangan mematikan terhadap warga Israel, menurut sumber Hamas.
Sebuah bus yang membawa segelintir tahanan Palestina yang dibebaskan meninggalkan penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki dan tiba di kota Palestina Ramallah tak lama setelah itu.
Rombongan itu turun dari bus diiringi sorak sorai dari ratusan orang yang berkumpul di luar, dengan beberapa pria yang dibebaskan – mengenakan jaket hijau dan keffiyeh – diangkat tinggi-tinggi oleh kerumunan.
Tahanan yang dibebaskan Bilal Yassin, 42 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa ia telah berada dalam tahanan Israel selama 20 tahun.
Penduduk asli Tepi Barat itu mengatakan bahwa ia telah menghadapi penindasan dan kondisi yang buruk selama itu.
“Pengorbanan dan pemenjaraan kami tidak sia-sia,” kata Yassin. “Kami percaya pada perlawanan (Palestina).” Hampir 100 tahanan Palestina lainnya diserahkan ke Mesir, di mana mereka akan tinggal sampai negara lain menerima mereka, menurut sumber Hamas dan media Mesir.
Ambulans kemudian tiba di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, di Gaza selatan, Kamis pagi untuk mengangkut warga Palestina tersebut jalani pemeriksaan medis.
Pihak Hamas sebutkan total pembebasan jumlah tahanan adalah 580 tahanan di Gaza.
Fase pertama gencatan senjata mencakup pertukaran total 33 sandera Israel dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Gencatan senjata juga mensyaratkan dan penarikan pasukan Israel dari beberapa posisi di Gaza serta masuknya bantuan.
Gencatan senjata selama 42 hari berakhir pada Sabtu, 1 Maret 2025. Masih belum jelas apakah akan ada perpanjangan yang dapat membebaskan lebih banyak dari 59 sandera yang tersisa.
Atau bahkan belum jelas apakah negosiasi dapat dimulai pada tahap kedua kesepakatan tersebut.
BACA JUGA

