BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Realisasi investasi Kaltim pada triwulan pertama tahun ini hanya mencapai Rp4,64 triliun. Demikian dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim  Abdullah Sani.

Nilai itu anjlok ahmpir 50 persen atau 49,8 persen dibanding tahun kemarin pada periode yang sama mencapai Rp 9,24 triliun. “Kalau target baru sekitar 21,78 persen dari realiasai target investasi tahun ini sebesar Rp 21,30 triliun,” ujarnya.  

Dia mengatakan,  realisasi investasi Kaltim triwulan pertama terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) yakni sebesar Rp3,71 triliun dan penanaman modal asing (PMA) mencapai US$64,93 juta atau Rp0,93 triliun.

Kabupaten Berau yang mendapatkan kucuran investasi terbesar di Kaltim yakni Rp1,88 Ttriliun atau 50,67 persen dari keseluruhan PMDN. Kemudian Kabupaten Kutai Barat (Kubar) sebesar Rp0,72 triliun atau 19,40 persen.

Sedangkan  Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terbesar ketiga kucuran realisasi investasinya mencapai Rp360,35 miliar atau 9,70 persen. Adapun jumlah proyek yang terserap dari PMDN sebanyak 439.

Sementara jika berdasarkan sektor usaha, yang paling besar mendapat modal adalah tanaman pangan  dan perkebunan yang mencapai Rp2,17 Triliun atau berkontribusi 58,49 persen dari seluruh bisnis.

“Pertambangan sebesar Rp957,11 miliar atau 25,82 persen. Sedangkan industri makanan terbesar ketiga mencapai Rp379,01 miliar atau 10,23 persen,” ujarnya.

Adapun untuk PMA kucuran investasi terbesar Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dengan nilai US$26,91 juta atau Rp387,60 milliar yakni 41,45 persen dari total realisasi PMA. Kabupaten Kukar mencapai US$16,10 juta atau Rp231,94 miliar yakni 24,80 persen

Kabupaten Paser sebesar US$11,01 juta atau sebesar Rp158,65 miliar yakni 16,97 persen). Persentase kontribusi kabupaten dan kota lainnya berkisar 7,52 persen hingga 0,14 persen.  Sementara realisasi PMA menyerap 106 proyek

Untuk sektor usaha, pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar yaitu US$38,73 juta atau  Rp557,74 miliar yakni sebesar 59,65 persen dari keseluruhan realisasi PMA.  

Industri mineral non logam yaitu sebesar US$15,43 Juta  atau Rp 222,30 miliar yakni 23,77 persen. Selanjutnya adalah tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 5,03 juta  yakni Rp. 72,46 miliar atau 7,75 persen.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version