DEPOK, Inibalikpapan.com – Belakangan masyarakat dikhawatirkan dengan rencana kenaikkan harga BBM. Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun angkat bicara pada Sabu (20/08/2022).

Wapres Ma’ruf menyatakan, beban subsidi yang ditanggung Negara sudah terlalu besar. Meski begitu, saat ini masih  terus dikaji apakah harga BBM akan dinaikkan atau tidak.

“Itu kan ada beban subsidi negara besar sekali. Subsidi kita itu lebih dari Rp500 triliun,” ujar Wapres dalam keterangan pers Sekretariat Wapres.  

“Nah, jadi kalau ada kenaikan-kenaikan lagi, ini memang supaya subsidi ini bisa sustain, bisa terus berlanjut,”

Wapres Ma’ruf belum bisa memastikan pakah harga BBM akan naik. Karena pembahasan masih berjalan. “Ini yang masih terus difikirkan, jadi masih dalam penggodokan,” ujarnya

“Ini yang masih terus difikirkan, jadi masih dalam penggodokan. Masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan apa tidak. Tapi bagaimana ini berjalan dengan baik,”

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  mmbandingkan  harga BBM di Indonesia dengan negara-negara di ASEAN.

Dia mengatakan, pertalite jika tak subsidi maka harganya mencapai Rp 12.150 per liter. Saat ini karena masih di subsidi sehingga harganya Rp 7.650 per liter. Begitu juga dengan harga pertamax

“Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp12.500 per liter, demikian pula Pertalite keekonomiannya Rp13.150 per liter, ecerannya masih Rp7.650 per liter,” kata Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (16/8/2022).

Sehingga kata dia, mesti disyukuri karena harga BBM jauh lebih murah. Karena pemerintah menganggarkan Rp 502,4 triliun untuk subsidi BBM. Berbeda dengan di Tahiland, Vietnam hingga Filipina.

“Thailand Rp19.500 per liter, Vietnam Rp16.645 per liter, Filipina Rp21.352 per liter, sehingga kita relatif di bawah dari negara ASEAN lain,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Sementara Ketua MPR bambang Soesatyo menuturkan, anggaran subsidi enegri terus membengkak akibat harga dunia yang melonjak. Pada awal April 2022 diperkirakan mencapai 98 US dolar per barel.

Angka ini jauh melebihi asumsi APBN 2022 sebesar 63 US dolar per barel. Di sisi lain, beban subsidi untuk BBM, Pertalite, Solar, dan LPG, sudah mencapai Rp502 triliun.

“Kenaikan harga minyak yang terlalu tinggi, tentunya akan menyulitkan kita dalam mengupayakan tambahan subsidi, untuk meredam tekanan inflasi. Tidak ada negara yang memberikan subsidi sebesar itu,” kata Bamsoet saat berpidato di Sidang Tahunan MPR, Selasa (16/8/2022).

“Di sektor fiskal, tantangan yang harus dihadapi adalah normalisasi defisit anggaran, menjaga proporsi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto, dan keberlanjutan pembiayaan infrastruktur,” katanya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version