Ribuan Personel Polda Kaltim Disiagakan Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Ini Pesan Irjen Endar
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Polda Kalimantan Timur menyiagakan 1.682 personel untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan akhir tahun. Ribuan personel tersebut mendapat penguatan sekitar 2.013 personel dari TNI dan instansi terkait dalam skema kesiapsiagaan lintas sektor.
Apel Gelar Pasukan Simulasi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 yang di bawah pimpinan langsung Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro di Balikpapan, Sabtu (6/12), menjadi penanda kesiapan itu.
Endar menyebut bahwa kekuatan personel yang mereka kerahkan telah melalui proses koordinasi, pelatihan, dan pemetaan ancaman secara menyeluruh. Selain pengerahan pasukan, Polda Kaltim juga menyiapkan sarana pendukung seperti kendaraan khusus, dapur umum, hingga pos siaga di titik-titik rawan.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Forkopimda Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan, serta seluruh instansi yang hadir dalam apel tersebut atas sinergi yang terbangun. Sinergi ini, menurutnya, menjadi fondasi utama dalam membangun ketahanan daerah menghadapi bencana.
Tantangan Global
Kapolda menegaskan bahwa bencana alam merupakan tantangan global. Berdasarkan laporan UNDRR 2025, lebih dari 124 juta jiwa terdampak bencana setiap tahun, sementara Indonesia berada di peringkat ketiga negara dengan potensi bencana tertinggi di dunia. “Kerentanan dan kompleksitas risiko di negara kita menuntut kesiapsiagaan yang lebih kuat dan terukur,” ujarnya.
Ia juga menyinggung bencana hidrometeorologi yang baru-baru ini melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Berdasarkan data BNPB per 5 Desember 2025, tercatat 862 orang meninggal dunia, 56 orang hilang, serta lebih dari 2.700 orang mengalami luka-luka, plus ribuan fasilitas vital yang rusak. “Mari kita doakan saudara-saudara kita agar diberi kekuatan, dan para petugas di lapangan dimudahkan dalam tugasnya,” kata Kapolda.
Sementara itu, BMKG memprediksi curah hujan tinggi akan terjadi pada Desember 2025 hingga Januari 2026. Sebanyak 17 wilayah di Kalimantan Timur berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat, disertai risiko gelombang laut setinggi dua meter yang dapat memicu banjir rob di kawasan pesisir.
Endar pun menekankan bahwa setiap personel yang terjun harus bekerja dengan serius, cepat, dan penuh empati. “Kecepatan, ketepatan, empati, serta profesionalisme harus menjadi prioritas dalam setiap penanganan bencana,” tegasnya.***
BACA JUGA
