BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Sholawat Sa’duna Mbah Moen, iringi Tabligh Akbar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah pribadi Wawali Balikpapan H Rahmad Masud, Rabu  malam (20/11/19).

Ribuan warga Balikpapan dari berbagai tempat memenuhi  depan rumah Wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud untuk mendengarkan tausyiah kiyai kharismatik  Yogyakarta, Gus Muwafiq.

Sebelum Gus Muwafiq memulai ceramahnya, acara ini diramaikan dengan lantunan-lantunan sholawat yang dikumandangkan oleh Lesbumi yang berkolaborasi dengan Barisan Santri Milenial (BSM) Kota Balikpapan.

Salah satu sholawat yang dikumandangkan merupakan sholawat yang disukai dan paling sering dilantunkan oleh alm. KH. Maimun Zubair atau yang lebih dikenal Mbah Moen semasa hidupnya. Selain itu juga ada  sholawat-sholawat lain seperti tembang Jowo Lir-Ilir.

Dalam tausyiahnya, Gus Muwafiq menyampaikan tentang Islam nusntara, termasuk bagaimana Indonesia lahir yang dimulai dari kerajaan Kutai Kerta Negara, hingga kejayaan Mataram, singosari, Sriwijaya dan Majapahit sampai penyebaran Islam oleh 9 wali.

Tausyiah berlangsung 2,5 jam ini juga dihadiri pejabat di lingkungan pemerintah kota, tokoh agama, tokoh masyarakat,  hingga perkumpulan jamaah pengajian. 

Sementara itu Wakil Walikota Balikpapan, H Rahmad Masud mengatakan, keluarga besarnya sengaja mendatangkan Gus Muwafiq sebagai penceramah yang dikenal dekat Presiden Jokowi.. 

“Agar umat muslim kota Balikpapan bisa mencontoh sauri tauladan Rasulullah SAW dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menjaga persatuan dan kesatuan,”ujar Rahmad.


Rahmad menambahkan, dalam tusyiahnya Gus Muwafiq menyatakan bangsa Arab memiliki banyak negara,  sedangkan Indonesia berbangsa bangsa namun hanya satu negara.

“Bahkan dari seluruh negara di dunia yang di kunjungi Gus Muwafiq, Negara Indonesia yang paling indah di dunia, karena didalam kita mengalami musim yang tidak dimiliki belahan dunia lainnya,” ujar Wawali yang mengajak muslim Balikpapan untuk tetap menjaga persatuan ditengah situasi perkembangan budaya dan gaya hidup sebagai digital. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version