BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi melaporkan kepada Presiden Jokowi  ketidakpercayaan masyarakat Balikpapan bahwa Presiden akan meresmikan TPA Manggar.

“Masyarakat Balikpapan tidak percaya kalau bapak presiden akan meresmikan TPA Manggar. Jadi dikiranya presiden datang ke Balikpaan meeresmikan jalan tol  saja tidak tempat sampah tapi pagi ini bapak membuktikan berkenan  hadir di tempat pembuanga sampah akhir di daerah Manggar,” kata rizal mengawali laporan saat kedatang Presiden meresmikan TPA Manggar, Rabu  pagi (18/12/2019).

Saat peresmian, bau sampah tidak tercium, bahkan saat jokowi memasuki areal TPA MAnggar, terlihat kaca mobil Presiden dibuka.

Rizal menyatakan tekadnya bersama masyarakat untuk mewujudkan kota bahwa TPA ini bukan sesuatu yang menjijikan tapi menjadi tempat yang mengasikan, tempat pariwisata, pendidikan.

“ Dan kami membuktikan TPA Manggar sanitary landfill salah satu terbaik di Indonesia. Kami terima kasih dan lokasinya luasnya 50 hektar ada empat zona sudah dimanfaatkan hari ini ada 3 zona yang dibantu oleh Kementerian PUPR dengan biaya 160 miliar,” ujarnya.

Di TPA Manggar setiap harinya mengelola sampah antara 350-400 ton. Sekitar 70 persen sampah rumah tangga, nomor dua sampah kertas dan perkantoran. “Sekitar 16 persen itu dari plastic. Tapi sudah kami olah dan kami punya kelurahan dibantu  JICA kelurahan percontohan dimana sampah dipilah masyarakat. Karena itu umur TPA bisa lebih 7 tahun sehingga kami tidak perlu menambah perluasan tempat ini ,”   jelasnya.

 Rizal juga mengatakan kunjungan Presiden Jokowi ke TPAS Manggar menjadi motivasi pemerintah kota untuk meningkatkan kembali perhatian terhadap kondisi lingkungan. Apalagi kota Balikpapan masih dihadapkan sejumlah permasalahan lingkungan seperti penumpukan sampah di lokasi pemukiman, di bibir pantai dan juga gorong-gorong yang akhirnya menyebabkan penyumbatan aliran air.

“TPAS kita jadi contoh sistem sanitary landfill di Indonesia. Semoga ini menjadi kesadaran kita dan warga kota akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. TPAS kita ini mendapat dukungan dari Kemen PUPR terutama bagian Cipta Karya,” kata Rizal lagi.

Program pemprosesan akhir sampah di TPAS Manggar diantaranya adalah mengurani sampah organik menjadi gas metan. Saat ini gas metan sudah dinikmati oleh warga sekitar TPAS Manggar sebagai bahan bakar untuk memasak.

Saat ini terdapat sekitar 50 KK yang memanfaatkan gas metan sebagai bahan bakar memasak. Pemerintah kota pun mengajak perusahaan- perusahaan yang beroperasi di Balikpapan untuk turut membantu pemerintah kota dalam menanggulani masalah sampah.

“Produksi sampah kita per hari mencapai 400 ton. Seandainya bisa diolah dengan baik. Dalam waktu dekat perusahaan migas menyatakan sedia mendukung sambungan gas metan ke rumah warga. Yang tadinya 50 KK, nanti didukung pemasangan sampai 150 KK,” ungkapnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version