BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —Walikota Balikpapan Rizal Effendi ungkapkan terjadi penurunan pendapatan tarif parkir dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan. Penurunan terjadi hingga 50 persen atau dari yang biasanya Rp. satu Miliar menjadi Rp. 500 Juta.

Rizal mengatakan, turunnya pendapatan retribusi parkir tersebut salahsatunya akibat dioperasikannya bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Sungai Siring, Samarinda Utara pada pertengahan tahun 2018. Bandara APT Pranoto telah menggerus penumpang yang ingin ke Samarinda melalui Bandara Sepinggan.

“Pajak parkir setiap bulan harusnya terima dari bandara sepinggan satu miliar. Sekarang turun sampai 50 persen jadi hanya 500 juta. Ini terjadi setelah beroperasinya APT Pranoto,” ujar Rizal dalam rapat Musrenbang 2020 di aula pemkot (19/3/2019).

Turunnya pendapatan sektor perparkiran di Bandara Sepinggan tersebut, Rizal menyatakan betapa pentingnya proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda segera dituntaskan.

Dengan rampungnya proyek jalan tol tersebut, diyakini akan menggairahkan kembali sektor perparkiran di Bandara Sepinggan. Asalannya adalah, jarak tempuh Balikpapan Samarinda dari sebelumnya sekitar tiga jam, menjadi lebih singkat yakni sekitar satu jam dengan kecepatan rata-rata kendaraan 80 hingga 100 kilometer per jam. Selain itu, Bandara Sepinggan sudah bertaraf internasional. Sehingga membuat pengguna jasa bandara menjadi lebih nyaman dan lebih memilih kota Balikpapan sebagai tujuan penerbangan.

“Inilah makanya jalan tol ini penting supaya kita tidak khawatir kalau dari Samarinda ke Bandara Pranoto 45 menit jaraknya. Itu kalau ga banjir dan hujan. Sementara kalau ke Balikpapan satu jam sampai,” kata Rizal.

Meski demikian Rizal mengakui masih terdapat sejumlah kendala dalam merampungkan megaproyek yang dibangun melalui lima segmen tersebut. Rizal mengungkapkan masih ditemui persoalan pembangunan jalan tol pada segmen satu dan segmen lima yang menghambat kinerja kontraktor pelaksana pembangunan.

“Masih ada persoalan ganti rugi lahan terutama di hutan lindung. Informasinya tanahnya tidak bisa diganti, tanamannya saja yang bisa. Tentunya kalau tol ini jadi, memudahkan masyarakat dari selatan ke Balikpapan,” kata Rizal menjelaskan.

Proyek pembangunan infrastruktur jembatan nipah-nipah melawai yang menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara juga masih mengalami kendala.

Kata Rizal, Pertamina masih mempertimbangkan dalam memberi izin proyek tersebut. Pasalnya, jembatan tersebut jatuhnya di lapangan merdeka yang merupakan milik dari Pertamina.

“Saya dengar Pertamina masih ogah karena jatuhnya di lapangan merdeka. Memang tidak gampang karena lapangan merdeka itu tempat kegiatan kita. Jadi kalau katanya sudah mau tiang pancang, belum itu,” kata Rizal menekankan.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version