BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Empat pasangan mendaftar ke KPU sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur. Bahkan keempatnya telah menjalani pemeriksaan kesehatan di RS AW Syahranie Samarinda.

Dari beberapa calon ada yang kader partai namun diusung dari partai lain seperti Awang Ferdian yang merupakan kader PDI Perjuangan tapi diusung Demokrat, PPP dan PKB sebagai Cawagub Kaltim berpasangan dengan Syaharie Jaang.

Termasuk adanya usungan di luar dari keinginan pemimpin partai di daerah seperti Rita Widyasari yang menginginkan Makmur HAPK menggantikan dirinya sebagai Calon Gubernur justru DPP Golkar memutuskan nama Sofyan Hasdam berduet dengan Nursyirwan Ismail.

Melihat keputusan pimpinan pusat partai berlambang beringin itu, Ketua DPD II Golkar Balikpapan, Rahmad Mas’ud tegas mengikuti garis perintah partai yakni taat asas, taat pimpinan dan ikut arah kebijakan partai Golkar.

“Bukan bersedia atau tidak dalam menjadi juru kampanye, tapi tanggung jawab saya memikirkan warga kota Balikpapan itu jauh lebih penting karena masih banyak tugas dan tantangan ke depan untuk memperbaiki kota ini,” ucap Rahmad Mas’ud yang juga menjabat Wakil Wali Kota Balikpapan ini (13/1).

Namun dirinya tetap berkoordinasi karena sebagai politisi maka juga berupaya memenangkan kader yang diusung Golkar. Rahmad juga enggan membicarakan persoalan sanksi bagi kader yang melenceng dari garis ketentuan partai yang identik berwarna kuning ini.

“Sudah ada aturan partai, nggak perlu lagi masalah sanksi dibicarakan, sudah ada perintah dan rule-nya,” tegasnya dan adanya kader partai yang diusung oleh partai lain menurutnya adalah hak pribadi.

“Nggak masalah, hak pribadi itu wajar, tapi ada garis dan partai punya aturan, kalau partai tidak punya aturan kan jadi berantakan. Kalau dia mau calon atau tidak, itu persoalan pribadi tapi konsekuensinya ada garis partai,” tukasnya.

Rahmad juga mengaku terus menjalin konsolidasi untuk pemenangan Pilgub Kaltim. “Saya pikir partai ini sudah mengakar, tidak perlu lagi diperintahkan, masing-masing sudah tahu tugasnya, termasuk saya sebagai Ketua DPD II,” ucapnya.

Rahmad juga belum memikirkan jika ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan untuk kota Balikpapan. Dirinya hanya menunggu keputusan DPP Golkar.

“Saya lebih jauh memikirkan kepentingan warga kota Balikpapan,” ulangnya dan Rahmad juga merasa kecewa Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi tidak mendapat usungan partai politik sebagai Cawagub Kaltim mendampingi Syaharie Jaang.

“Sudah pasti kecewa. Seperti yang disampaikan beliau, berharap di injury time tapi namanya takdir seperti jodoh dan rezeki hanya Tuhan yang tahu,” ungkapnya.

Dirinya yakin ada rahasia Tuhan yang jauh lebih besar dibalik gagalnya Rizal Effendi mencalonkan diri di kontestasi politik Kaltim 2018. “Percayalah lebih banyak manfaatnya, baik bagi diri sendiri maupun bagi warga kota Balikpapan,” ujarnya.

Sementara untuk tingkat partisipasi pemilih dirinya menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat dan penyelenggara pemilu. Hanya saja diyakiniya masyarakat Madinatul Iman sudah cerdas dalam memilah dan memilih hingga menentukan pemimpin.

“Kalau calon yang diusung diyakini mampu berbuat untuk kemaslahatan warga Balikpapan dan Kaltim secara umum, ya silakan dipilih. Warga Balikpapan bisa memikirkan untuk memilih,” ujarnya.

Menurut Rahmad, para calon yang bertarung dan memenangkan Pilgub Kaltim 2018 harus memikirkan persoalan infrastruktur seperti pembangunan dan pemeliharaan jalan yang merupakan kewenangan Pemprov Kaltim.

“Bantuan-bantuan yang sudah lama dijanjikan juga harus direalisasikan, bahkan harus ditambah. Ini pesan kita kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih nanti,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version