BALIKPAPAN, Inibalikpapan –Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi membenarkan, rumah sakit Pertamina Balikpapan mendapatkan PCR (polymerase chain reaction) atau tes swab untuk mengetahui seseorang positif atau negatif corona.

“PCR itu yang akan dapat itu dari Menteri BUMN ke rumah sakit Pertamina Balikpapan, dalam proses pengiriman,” ujar Rizal.

Hanya saja kata dia, berdasarkan informasi yang diterimanya dari Kepala Dinas Kssehatan Kota Balikpapan Andi Sri Julirty menyebitkan, untuk operasionalnya membutuhkan biaya yang cukup besat mencapai Rp 1 miliar.

 “Cuma katanya agak berat, saya dapat penjelasan dari Kepala Dinas Kesehatan, biaya operasionalnya itu, persiapan segala tempatnya itu membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar,” ujarnya.

Karenanya Rizal mengusulkan, agar meminta dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Kaltim. Termasuk juga mengenakan tariff biaya bagi yang melakukan tes swab untuk membantu biaya yang dibutuhan.

“Yang kedua nanti hasil laboratoriumnya dibayar saja pakai tarif untuk mengurangi beban rumah sakit Pertamina . Pertamina membutuhkan anggaran untuk mungkin persiapan gedung dan biaya operasionalnya,” ujarnya

“Nah makanya kita bilang coba usulkan ke Pemerintah Provinsi atau gak pemeriksaannya bayar untuk membantu meringankan rumah sakit Pertamina. Rumah sakit swasta di Balikpapan gak ada yang punya PCR,”

Menurutnya, kebutuhan PCR memang sangat mendesak, karena selama ini harus mengirim dulu ke Balai Besar Laboratorium Surabaya (BBLS) maupun ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kemudian menunggu hasilnya.

“Mungkin (datangnya) secepatnya karena ini kan gerak cepat, makanya Menteri BUMN kan. Memang Menteri BUMN mengadakan 17 kah atau berapa? Termasuk yang dapat rumah sakit Pertamina Balikpapan,” ujarnya.

Dia bersyukur jika Kaltim mendapat 2 PCR dan masing-masing ditempatkan di Kota Balikpapan dan Samarinda. “Kalau Balikpapan mungkin dari BUMN makanya di Pertamina, kalau yang di Samarinda dari Kemenkes,” ujarnya

Dia menambahkan, selama ini pasien terlalu lama menunggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan positif atau negatif. Bahkan kata dia, sampai ada pasien yang marah-marah karena hasilnya berhari-hari belum juga keluar.

“Bagus aja, kita senang aja. Karena kita membutuhkan sekali . Kan persoalan yang kita hadapi dengan mereka , kan kasihan sudah neunggu hasilnya belum keluar-keluar yang sudah di guest house. Berkelahi sama mereka, mereka marah-marah, kita nunggu hasilnya dari Surabaya,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version