RSUD AMS II Tambah Gedung Baru, Pemprov Pastikan Sistem Kolam Retensi Tetap Dipakai

SAMARINDA,Inibalikpapan.com – Pembangunan gedung baru Rumah Sakit Korpri (RSUD Aji Muhammad Salehuddin II) yang berlokasi di Kompleks Gelora Kadrie Oening Samarinda, dipastikan akan mengikuti konsep gedung pertama yang telah diresmikan pada Selasa (26/9/2023).

Gedung pertama ini dikenal menggunakan sistem pengendalian banjir terintegrasi, mulai dari kolam retensi yang berada di bawah struktur bangunan hingga jaringan sumur resapan di berbagai titik lahan.

Konsep sebelumnya, dianggap sebagai solusi teknis terhadap kondisi lahan yang rawan tergenang. Untuk memastikan limpasan air hujan tidak langsung mengalir ke lingkungan sekitar, ruang kosong di bawah lantai dasar difungsikan sebagai kolam penampungan air.

Sementara untuk sumur resapannya, bekerja mempercepat infiltrasi air ke dalam tanah. Model ini kemudian dinilai efektif dan menjadi acuan untuk pembangunan gedung baru yang akan dikerjakan mulai tahun 2026.

Kepala Dinas PUPR-PERA Kaltim AM. Fitra Firnanda menjelaskan bahwa pematangan lahan yang terjadi di sekitar gedung pertama RSUD AMS II bukanlah pembangunan fisik utama, melainkan tahap persiapan yang telah direncanakan sejak jauh hari dan tentu sudah mengantongi izin lingkungan.

“Kalau urukan kita sudah mintakan UKL-UPL dengan Pemkot Samarinda. Itu sudah keluar. Rencananya tetap sama dengan gedung yang pertama. Kalau alokasi fisik pembangunan itu tahun 2026. FS dan DED, semuanya disiapkan Dinas Kesehatan tahun 2025. Kami tunggu hasilnya, baru lanjut konstruksi fisik,” katanya di Kantor Dinas PUPR-PERA Kaltim jalan Tengkawang, Samarinda, Rabu (13/12/2025).

Ia menegaskan bahwa kekhawatiran warga mengenai risiko luapan air adalah hal yang sudah diantisipasi. Sistem penanggulangan banjir yang dulu diaplikasikan pada gedung RS Korpri pertama sebagai konsep anti-banjir, dengan lantai panggung, kolam penampungan air di bawah lantai dasar, dan sumur resapan, akan digunakan kembali.

“Prinsipnya delta Q = 0. Buangan air keluar harus nol. Curahan hujan dari atap ataupun pekarangan kita tampung dulu, tidak langsung dibuang. Caranya dengan kolam retensi di bawah bangunan dan sumur resapan di setiap sudut,” jelasnya.

Menurut Fitra, volume dan perubahan lahan setelah proses pematangan tidak akan signifikan menambah beban air permukaan. Meski saat ini lahan terlihat tertimbun, desain akhir akan membentuk ruang penampungan air di bawah bangunan dan kotak retensi sesuai modul DED yang sedang disusun.

Untuk kebutuhan anggaran, pembangunan fisik gedung kedua RS Korpri dialokasikan sekitar Rp90 miliar di tahun 2026. Sementara untuk target penyelesaian paling cepat adalah tahun 2027, dengan catatan DED dari Dinas Kesehatan telah resmi diserahkan.

“Dengan anggaran yang tersedia, dua tahun masa konstruksi adalah waktu paling realistis,” tutupnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses