BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Rubela sangat berbahaya bukan saja menular pada usaia anak, tapi juga ibu yang sedang mengandung juga bisa tertularr. Hal itu disampaikan Sekretaris Tim Imunisasi MR Kota Balikpapan Dokter Esther Vonny.

Meski tidak sampai merengut jiwa seperti difteri, namun orang atau anak yang terkena penyakit yang disebabkan virus itu, bisa menyebabkan cacat atau mengalami kelumpulan. Bahkan ibu hamil bisa melahirkan bayi yang cacat.

“Kalau KLB rubella lain dengan KLB difeteri, kalau KLB difeter teratas anak tersebut hidup atau meninggal tapi kalau KLB rubella yang terkena rubella akan tetap hidup , paling tidak terjadi kelumpuhan,” ujarnya.

“Kemudian wanita-wanita hamil yang tertular akan melahirkan bayi-bayi cacat karena rubella, kota harus menanggulangi anak-anak cacat karena rubella ini,”

Vonny mengungkapkan, hingga 5 November 2018 pelaksanaan imunisasi MR khususnya untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun belum mencapai 95 persen, atau Kota Balikpapan belum aman dari virus berbahaya tersebut.

“Jadi per 5 November cakupan kita untukmenunjang heart imunity kita sudah 79,67 persen
Bahwa masyarakat Kota Balikpapan, anak-anaka usia 9-15 tahun itu akan terlindungi apabila lebih dari 95 persen anak-anak usia 9-15 tahun ini sudah mendapat layaban imunisasi MR,” ujarnya

“Kita tahu bahwa anak kita itu jumlahnya 156.336, masih ada 30 ribu lebih anak yang perlu di imunisasi
Kita juga punya pemetaannya, dari 156.336 anak usia 9 bulan sampe 15 tahun kita punya by name anak itu ada dimana kami punya jadi siapa yang sudah di imunisasi, siapa belum di imunisasi kami ada datanya,”

Sementara kasus rubella dalam tiga tahun terakhir terus meningkat, yakni tahun 2016 aa 29 kasus, tahun lalu meningkat dratis 127 kasus dan tahun ini juga diperkirakan bakal meningkat dratis.

“Kasus rubella pada 2016 jumlah kasus rubella itu ada 29 kasus, kemudian 2017 menjadi 127 kasus, jadi begini seseorang dengan mirip gejala campak dan rubella kita ambil arahnya kita kiram ke litbangkes Jakarta, kita teliti ini benar campak atau rubella,” ujarnya.

“Dari yang kami kirim 29 itu positif rubella 2016, kemudian di 2017 kasus itu meningkat jadi 127 dan ini pun belum semua orang dengan gelaja campak dan rubella kami kirim , karena kemampuan libangkes untuk menerima, kami untuk mengirim itu juga terbatas.”
vvv

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version