Sekolah Rakyat: 190 Titik Disiapkan, 15 Ribu Siswa Ditargetkan
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan jajaran Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Sabtu (28/6/2025), untuk memastikan kesiapan nasional penyelenggaraan Sekolah Rakyat Rintisan Tahun Ajaran 2025–2026.
Dalam rapat yang menandai komitmen pemerintahan baru terhadap pendidikan berbasis kerakyatan ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melaporkan bahwa program Sekolah Rakyat telah resmi berjalan sejak 14 Juli 2025 di 63 titik lokasi.
“Alhamdulillah, berkat kolaborasi dengan kementerian terkait, Sekolah Rakyat bisa dimulai tahun ini. Saat ini sudah berlangsung di 63 titik, dan terus dievaluasi selama masa MPLS,” ujar Mensos.
190 Lokasi, 15 Ribu Siswa, dan 6.000 Penggerak Pendidikan
Program ini akan terus diperluas: 37 titik tambahan akan dibuka pekan ini, dan 59 titik lainnya pada September mendatang. Total, pada tahun pertama, Sekolah Rakyat Rintisan ditargetkan menjangkau 190 titik dengan daya tampung lebih dari 15 ribu siswa.
Selain siswa, lebih dari 2.000 guru serta 4.000 tenaga kependidikan seperti wali asrama dan wali asuh dilibatkan. Dukungan lintas kementerian mencakup rekrutmen tenaga pendidik, kurikulum, fasilitas belajar, serta pembiayaan.
“Kalau semuanya sudah siap, Insyaallah Presiden akan meluncurkan secara langsung,” kata Gus Ipul.
MPLS Berjalan Lancar, Kurikulum Sesuai Jalur
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa secara akademik, pelaksanaan Sekolah Rakyat telah sesuai jalur. Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) berjalan lancar dan disambut antusias peserta didik.
“Kami terus bersinergi agar Sekolah Rakyat bisa menjadi jawaban atas kesenjangan akses pendidikan dasar dan menengah,” kata Mu’ti.
Langkah Strategis Pemerintah Prabowo-Gibran
Program Sekolah Rakyat adalah langkah konkret Presiden Prabowo dalam menjawab tantangan pemerataan pendidikan, terutama di daerah tertinggal dan rentan secara sosial-ekonomi.
Model rintisan ini juga dipandang sebagai bentuk restorasi pendidikan berbasis gotong royong, dengan menekankan nilai pengasuhan, integrasi asrama, serta pendidikan karakter.
Kehadiran lebih dari 190 titik sekolah rakyat diharapkan menjadi katalisator pemerataan mutu pendidikan nasional dan peluang baru bagi generasi muda untuk meraih masa depan lebih baik. (BPMI Setpres)
BACA JUGA
