Sekolah Rakyat Siap Diluncurkan 14 Juli: 100 Lokasi, Fokus Anak Miskin Ekstrem, dan Kurikulum Karakter

Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dan (Gus Ipul) dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial, Rabu (28/5/2025) / Kemensos
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (28/5/2025) / Kemensos

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan seluruh komponen pendukung pelaksanaan Sekolah Rakyat tahap pertama telah siap sepenuhnya.

Program pendidikan ini ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dan akan mulai berjalan serentak pada 14 Juli 2025 di 100 lokasi se-Indonesia.

“Semua sudah siap — dari siswa, guru, hingga kurikulum. Sekolah Rakyat ini lahir dari basis data yang kuat, dengan seleksi yang menyentuh langsung ke rumah-rumah warga miskin,” kata Gus Ipul

Fokus pada Anak Miskin Ekstrem Berdasarkan DTSEN

Gus Ipul menjelaskan bahwa calon siswa Sekolah Rakyat merupakan anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) — kategori yang mencerminkan keluarga sangat miskin dan miskin ekstrem.

“Kami rekrut berdasarkan data DTSEN. Setelah itu dilakukan verifikasi langsung ke rumah oleh pendamping Kemensos, bekerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan BPS daerah,” jelasnya.

Verifikasi mencakup wawancara dan survei lapangan untuk memastikan akurasi data dan kesiapan anak dalam mengikuti pendidikan.

Guru dan Kepala Sekolah Disiapkan Lewat Proses Khusus

Tenaga pendidik dan kepala sekolah Sekolah Rakyat telah direkrut melalui proses seleksi ketat oleh satuan tugas yang diketuai Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

“Para guru dan kepala sekolah telah diberikan pembekalan khusus. Mereka adalah ujung tombak transformasi pendidikan untuk anak-anak dari keluarga paling rentan,” tegas Gus Ipul.

Penetapan guru dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui proses yang akuntabel dan terstruktur.

Kurikulum Khusus: Gabungan Akademik & Pendidikan Karakter

Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang berbeda dari sekolah reguler. Tidak ada ujian akademik sebagai syarat masuk. Sebaliknya, dilakukan “talent mapping” untuk memetakan potensi anak.

Kurikulum juga menekankan pada:

  • Pendidikan karakter
  • Kesiapan fisik dan mental
  • Penguatan nilai-nilai nasionalisme

“Arahan Presiden Prabowo jelas: Sekolah Rakyat bukan hanya mencetak lulusan, tapi membangun karakter dan harapan baru untuk anak-anak bangsa,” ujar Gus Ipul.

100 Sekolah Siap Beroperasi Serentak 14 Juli

Tahap awal program ini akan dimulai dengan 100 Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai wilayah, utamanya daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

“Insyaallah mulai 14 Juli, 100 Sekolah Rakyat pertama akan resmi beroperasi. Ini langkah awal untuk menghadirkan pendidikan yang benar-benar inklusif,” tandasnya.

Sekolah Rakyat: Pendidikan Sosial yang Inklusif dan Revolusioner

Program ini menjadi bagian dari upaya transformasi perlindungan sosial berbasis pendidikan, dengan pendekatan langsung ke rumah tangga termiskin. Gus Ipul menegaskan, tidak ada anak Indonesia yang boleh tertinggal hanya karena miskin. / Info Publik

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses