BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sejumlah perusahaan-perusahaan besar di Kota Balikpapan yang selama ini menggunakan listrik sendiri telah beralih menggunakan listrik negara atau PLN. Hal itu disampaikan Kepala PLN Cabang Balikpapan Ahmad Syaiku.

“Dari sisi penjualan khususnya Balikpapan, komposisi penjualan kami naik khususnya di Industri, ini dengan beralihnya perusahaan-perusahaan besar,” ujarnya

“Kalau di Area Balikpapan Pertamina RU V yang selama ini mereka menggunakan diesel pembangkit sendiri, mulai 2018 ini sudah beralih ke PLN, Total  (Pertamina Hulu Mahaman) sebagian juga sudah beralih menggunakan PLN,”

Dia mengungkapkan, setor industry memiliki potensi cukup besar, dengan berkembangnya kawasan-kawasn industri seperti Kawasan Industri Karingau (KIK) maupun Kawasan Industri Buluminung (KIB) Penajam Paser Utara (PPU).

Karenanya dia berharap, dua proyek besar di Kaltim yakni Jalan Tol Balikpapan – Samarinda dan Jembatan Pulau Balang juga bisa secepatnya rampung, sehingga sektor industry akan terus meningkat yang berdampak pada penggunaan listrik.

Disamping itu, PLN juga menyasar perumahan-perumahan  yang belakangan berkembang pusat. Pasalnya, hingga kini pelanggan rumah tangga masih yang tertinggi di Kota Balikpapan maupun wilayah Kaltim dan Kaltara (Kaltimra).

“Khusus rumah tangga, kami terus menyasar perumahan ataupun daerah-daerah yang belum teraliri listrik karena memang pelanggan rumah tangga masih yang tertinggi, ada kenaikkan sekitar 3%,” ujarnya.

Dari 2017 hingga 2018 pelanggan PLN khususnya area Balikpapan mengalami peningkatan sekitar 24 ribu dengan jumlah pelanggan saat ini mencapai 346.810 dan penjualan Kwh mencapai 7,41℅, peningkatan ini terjadi di sektor industry.

Sebelumnya, PLN Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) memastikan hingga 2028 akan mengalami surplus hingga 1.000 Megawatt.  Bahkan saat ini saja, PLN Kaltimra sudah surplus hingga 500 MW. Sehingga sejumlah pembangunan pembangkit salah satunya PLTU Mulut Tambang di Muara Wahau ditunda dulu. Karen jika terbangun maka PLN surplus listrik di Kaltimra capai 1.200 MW.

“Di re-schedule Jadi untuk PLTU Mulut Tambang di Muara Wahau itu kerjasamanya Adaro dan Indonesia Power. Tapi untuk sementara ini di delay. Untuk diketahui sampai dengan 2028 untuk Kaltim saja kalau gak kita re schedule itu tambahannya sampai dengan 1200 MW,” ujar ujar General Manager PLN Unit Wilayah Kaltimra Djoko Dwijatno.

Dia menuturkan, jika surplus hingga 1.200 MW terpenuhi maka PLN Kaltimra akan kesulitan memasarkan listrik. Kecuali ada pembangunan pabrik besar-besaran di Kaltim maupun Kaltara yang membutuhkan pasokkan listrik besar.

“Sementara saat ini kita sudah over (surplus) sampai dengan 500 MW. Jadi perkiraan kalau itu (1.200 MW) masuk semua kita akan kesulitan memasarkan,” ujarnya.

“Kecuali dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat punya regulasi meminta investor untuk membangun pabrik yang punya bahan baku di Kaltim bisa dibangun disini kemudian bisa kita pasarkan ke pabrik-pabrik,”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version