BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan mencatat selama Ramadhan atau Mei 2019 inflasi di Kota Balikpapan masih terkendali. Pada bulan Mei, inflasi Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,75% (mtm), meningkat dibandingkan April yang sebesar 0,25%.

Namun demikian, Inflasi Mei tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Ramadan selama 3 tahun terakhir yang sebesar 1,16% (mtm). Inflasi yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang bersifat seasonal hari besar keagamaan yaitu Ramadan dan menjelang Idul Fitri

Dalam rilis yang diterima inibalipapan, secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 3,34% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,32% (yoy) dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 3,04% (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Mei didorong oleh kelompok bahan makanan yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,48% (mtm). Hal itu dipicu oleh melonjaknya harga komoditas holtikultura dan sayuran .

Terutama tomat sayur, cabai rawit dan ikan karena kendala terbatasnya pasokan dari daerah pemasok dan kenaikan biaya distribusi sebagai dampak kondisi cuaca yang kurang kondusif. Di samping itu, peningkatan harga daging dan telur ayam ras dipengaruhi meningkatnya permintaan.

Selanjutnya, pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menjadi kontributor inflasi terbesar kedua pada Mei  dengan andil sebesar 0,10%, yang disumbang oleh kenaikan tarif sewa rumah. Peningkatan biaya sewa rumah di Kota Balikpapan dialami setiap tahun sebagai bentuk penyesuaian terhadap kenaikan UMK dan biaya hidup di Kota Balikpapan.

Pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau terpantau menyumbang inflasi sebesar 0,08% disebabkan meningkatnya permintaan di bulan ramadan terhadap kue kering, soto, dan gula pasir serta penyesuaian harga air kemasan dan rokok.

Sementara itu, kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan turut memberikan andil inflasi sebesar 0,06% didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara.

Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya,  libur tahun ajaran baru yang berpotensi memicu kenaikan harga tiket pesawat, tingginya curah hujan berpotensi menggangu distribusi bahan pangan,risiko memasuki musim kemarau pada daerah sentra produksi terutama di pulau Jawa, dan  potensi kenaikan biaya pendidikan.

Sebagai upaya pengendalian inflasi daerah dan memitigasi tekanan risiko inflasi, Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kota Balikpapan telah mengambil beberapa upaya pengendalian harga terutama menghadapi kenaikan harga pada bulan Ramadan dan mejelang Idul Fitri.

Beberap diantaranya, melakukan pemantauan komoditas secara berkala melalui sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis dan sidak pasar. Berkolaborasi dengan distributor melalui Penandatangan Pakta Integritas untuk menjaga kewajaran harga dan pelaksanaan Bazaar Ramadan pada 7 lokasi selama bulan Raman.

Melakukan Operasi Pasar untuk komoditas beras dalam rangka stabilisasi harga oleh Bulog, Operasi Bawang Putih bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan,  Sinergi dengan MUI melalui Ulama Peduli Inflasi, Himbauan belanja bijak kepada masyarakat oleh pimpinan daerah, dan  Edukasi dan informasi tentang upaya pengendalian inflasi dan perkembangan harga secara aktif melalui media elektronik di Kota Balikpapan.

Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1% pada 2019.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version