Sinopsis Film ‘Musuh dalam Selimut’ yang Bakal Tayang Januari 2026, Bongkar Luka Psikologis di Balik Perselingkuhan

Film Musuh Dalam Selimut yang dibintangi Yasmin Napper, Megan Domani, dan Arbani Yasiz siap tayang di bioskop pada Januari 2026. [Foto: Musuh dalam Selimut/Instagram]

JAKARTA, inibalikpapan.com— Rumah produksi Narasi Semesta merilis trailer dan poster film psikologis berjudul Musuh Dalam Selimut pada Senin, 8 Desember 2025, di Menteng, Jakarta Pusat. Film yang dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 8 Januari 2026 ini mengangkat konflik rumah tangga yang rusak bukan karena cinta segitiga semata, melainkan oleh luka lama, manipulasi, dan pengkhianatan dari orang terdekat.

Di bawah arahan sutradara Hadrah Daeng Ratu, Musuh Dalam Selimut menghadirkan kisah tentang Gadis (Yasmin Napper) dan Andika (Arbani Yasiz), pasangan yang awalnya hidup harmonis. Kehidupan mereka berubah ketika Suzy (Megan Domani), sahabat yang dipercaya, masuk terlalu jauh ke dalam wilayah personal mereka. Perlahan, ruang aman berubah menjadi ruang curiga.

Hadrah menegaskan film ini dibangun dengan fondasi trauma dan latar belakang karakter yang kuat, bukan sekadar intrik romansa.

“Background karakter yang kuat menjadi penting agar penonton tahu alasan yang dilakukan oleh mereka. Kisah perselingkuhan bukan hanya sekadar cinta segitiga biasa, tapi menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” kata Hadrah, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Ia menjelaskan bahwa konflik hadir secara perlahan, dimulai dari relasi pertemanan yang tampak normal, lalu berubah menjadi pola manipulatif yang sistematis.

“Dimulai dari membangun hubungan yang akrab dulu dari sebuah pertemanan, pelan-pelan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, membangun banyak planting informasi kecurigaan yang mengarah pada pencarian bukti kebenaran,” imbuhnya.

Testimoni Yasmin Napper

Bagi Yasmin Napper, peran sebagai Gadis menghadirkan beban emosional yang berat. Ia menggambarkan kondisi psikologis karakternya sebagai bentuk keterjebakan.

“Kalau bisa divisualin tuh rasanya kayak lagi dikerangkeng, terus digebuk-gebukin enggak bisa gerak gitu,” ucap Yasmin.

Ia mengaku terpikat oleh naskah yang penuh kejutan dan membuatnya sulit berhenti membaca.

“Waktu aku buka (skenario) tuh kayak, ‘Hah? Hah? Hah? Oh tidak. Oh tidak.’ Kebablas sampai ending. Di sini aku juga ngerasa enggak ada tempat lari. Jadi aku hanya sendiri memperjuangkan diriku,” tuturnya.

Secara fisik, Yasmin juga menghadapi tantangan saat memerankan tokoh ibu hamil dengan perut silikon berukuran besar. Ia harus menyesuaikan gestur tubuh agar terlihat realistis.

“Susah banget sih. Karena aku belum pernah hamil… Tapi perutnya memang berat beneran. Karena dia memang gede dan itu full silikon,” ujarnya.

Testimoni Megan Domani

Sementara itu, Megan Domani yang memerankan Suzy menyadari risikonya menjadi karakter yang paling dibenci penonton. Ia justru melihat hal itu sebagai keberhasilan aktingnya.

“Siap banget (dihujat)! Enggak apa-apa. Karena aku ngerasa dengan aku ambil peran ini, ini adalah peran yang sangat berbeda dari yang sebelumnya,” kata Megan.

Menurutnya, karakter Suzy adalah sosok yang tampak ceria, namun menyimpan kepalsuan dan kecenderungan manipulatif.

“Suzy itu very cheerful. Tapi dia tuh over cheerful. Jadi orang yang normal pasti kayak, ‘Oh ni orang kenapa ya? Kok fake? Rasanya tuh fake.’ Aku harus bisa membedakan di depan Gadis sama di belakang Gadis seperti apa,” ujar Megan.

Di balik tensi cerita yang gelap, hubungan para pemain di dunia nyata berjalan baik. Yasmin sekaligus membantah rumor bahwa dirinya berseteru dengan Megan selama proses produksi.

“Sempet ramai tuh beritanya kemarin. Oh yang kita post-post quotes itu ya? Tapi enggak, enggak kebawa emosi. Karena aku udah kenal Megan sebelumnya, justru menjadi teman diskusi yang sangat amat baik,” imbuh Yasmin sambil tertawa.

Testimoni Arbani Yasiz

Arbani Yasiz juga mengungkapkan alasan dirinya menerima proyek ini, salah satunya karena kepercayaan pada kemampuan para pemain lain.

“Aku ambil ini juga karena aku tahu pemainnya siapa aja. Aku tahu mereka act-nya mainnya bagus banget kan. Jadi bakal enak nanti mainnya,” imbuh Arbani.

Poster resmi Musuh Dalam Selimut memperlihatkan nuansa intim namun mencekam, menyiratkan bahwa pengkhianatan paling menyakitkan justru lahir dari orang yang paling kita percaya. Film ini menempatkan isu relasi toksik, luka psikologis, dan batas rapuh dalam pertemanan sebagai pusat cerita, sesuatu yang terasa dekat dengan realitas banyak orang hari ini.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses