BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) kini tengah mencari tahu temuan paket bantuan sosial (bansos) Presiden Joko Widodo yang dikubur di sebuah lahan di Depok, Jawa Barat.

“Sekarang masih diklarifikasi oleh Deputi I Kemenko PMK,” kata Menteri Kooordinator PMK Muhadjir Effendy dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Pihak perusahaan layanan pengiriman JNE menjadi penanggung jawab atas paket bansos yang dikubur tidak jauh dari gudangnya di Depok. Klarifikasi yang disampaikan, JNE sudah melakukan standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak.

Muhadjir menilai apabila JNE menyampaikan yang sesungguhnya, maka bansos presiden yang dikubur itu dalam kondisi rusak sebelum disampaikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

Ia tidak menampik apabila kejadian paket bansos presiden rusak sebelum diberikan kepada KPM pernah terjadi sebelumnya. Kasus semacam itu dikatakan Muhadjir menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pihak pemasok ataupun pihak transporter.

“Tergantung kasusnya dan beras yang rusak itu sudah segera diganti oleh yang bersangkutan. Jadi tidak mengganggu dan mengurangi hak KPM,” ujarnya

Sementara, Nanang Firmansyah yang menggali lahan yang dijadikan tempat untuk mengubur bansos Jokowi tersebut, angkat bicara. Dia menyatakan, tidak mengetahui, kalau lahan yang dia gali bersama Rusdi ternyata untuk mengubur bansos Jokowi.

Sebab kata dia, permintaan untuk menggali lubang itu semula untuk dijadikan septic tank. Lahan tersebut lahan di Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok.

Penggalian lubang dengan lebar 2 meter dan kedalaman 1,5 meter itu dilakukan pada 2020 silam. “Ya iya (merasa dibodohi), kan awalnya minta buat septic tank. Mungkin kalau dia (JNE) bilang untuk itu (disuruh kubur bansos) ya saya enggak mau,” ucap Nanang

Sebelumnya seorang warga bernama Rudi Samin yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan tersebut, mengaku mendapat laporan dari salah satu rekannya yang bekerja di JNE

“Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya ada pemendaman sembako,” ujarnya.

Berangkat dari rasa penasaran tersebut, Rudi samin kemudian melakukan penelusuran informasi itu dengan menggali sebagian lahan.“Saya telusuri sehari tidak dapat,” katanya.

Kemudian Rudi Samin teringat seseorang berinisial S yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok itu. Rudi Samin mengatakan, S adalah mantan pekerja JNE yang sempat ia tolong karena pernah dituduh mencuri.

“Saya ingat punya klien inisial S, bahwa yang bersangkutan pernah kerja di sini (JNE) dan dia ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh koordinator JNE inial A,” tuturnya.

“Saya penasaran, maka saya cari, sampai dua hari. Nah hari ketiga saya dapat dengan menggunakan beko,” sambungnya.

Menurut pengakuan Rudi Samin, sembako Banpres yang dipendam itu jumlahnya bukan satu, namun patut diduga satu kontainer.“Ini (sembako) dipendam. Artinya bukan satu ton tapi patut diduga satu kontainer JNE membawa sembako dan kemudian dipendam disini,” bebernya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version