BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kementerian Pertanian telah menyiapkan strategi untuk menenuhi kebutuhan pangan di Ibu kota Negara yang baru. Karena Pemerintah telah memiliki slogan yakni “Kota Baru Mandiri Pangan” .

“Mimpi besar kita adalah, kita menyiapkan pangan untuk penduduk di Ibu Kota Negara yang baru ini, kita siapkan lebih awal,” ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman pembicara utama dalam Fokus Diskusi Gru tentang Strategi pengembangan kawasan dan pangan ibu kota negara di Kalimantan Timur, yang dihadiri Panglima Kodam Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto dan gubernur Kaltim Isran Noor, Jumat malam (30/8).

“Karena rencananya nanti, katakanlah Insya Allah pindah 2024, saya kira umur holtikultura 2-3 tahun sudah berbuah. Jadi kita siapkan lebih awal,” tandasnya.

SIAPKAN LAHAN AWAL 150 HEKTAR

Dia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Kaltim akan menyiapkan lahan seluas 150 ribu hektar. khususnya untuk tanaman padi. Dia yakin lahan di Kaltim sangat cocok. Pihaknya tinggal mengirim  alat berat untuk mulai mengerjakan.   

“Beras 60 ribu ton, itu setara 10 ribu hektar . Pak Gubernur tadi kita sudah diskusi ada lahan sampai 50 ribu hektar jadi itu sudah selesai. Kita akan kirim alat berat kesini aksavator 10 unit. Lahan itu sangat bagus sangat cocok, lokasi Kaltim,” ujarnya.

Kata Amran, nantinya bakal ada pembagian masing-masing cluster di 10 kota dan kabupaten di Kaltim untuk memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota Negara baru. Bukan saja ketersedian beras, tapi juga, daging sapi maupun daging ayam.

“Kami ingin seluruh kabupaten kota di Kaltim, ada 10 daerah, ini kita akan buat seperti cluster. Katakanlah kabupaten A mensuplay ayam, kabupaten B mensuplay sapi, kabupaten C mensuplay bawang merah, bawang putih dan seterusnya,” katanya.

“Sehingga seluruh kebutuhan kebutuhan di ibu kota negara ini dipenuhi oleh masyarakat setempat, jadi kita berdasarkan agro crimer dan cultur masyarakat setempat,” ucapnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman (pertanian)

GUNAKAN TEKHNOLOGI

Menurutnya, pertanian di Kaltim akan menggunakan tekhnologi sehingga panen akan lebih cepat, misalnya hanya sekitar 5 jam. Tidak seperti sebelum menggunakan tekhnologi yang bisa sampai tiga bulan dan menekan biaya hingga 50 persen

 “Dulu tanam 20 hari, olah 20 hari , panen 20 hari itu dua bulan sampaio tiga bulan waktu hanya bekerja di sawah. Ini ini untuk satu hektar itu hanya membutuhkan waktu 5 jam atau satu hari,” ujarnya.

“Kenapa ini bisa menekan biaya, dengan menggunakan semua tekhnologi, menggunakan digitalisasi . Kita bisa menekan biaya dengan pertanian modern, menekan biaya sampai 50 persen,”sambungnya.

Soal lahan di Kaltim yang rawa dan tingkat keasamannya tinggi, Amran mengatakan, tidak masalah. Karena Kementerian Pertanian sudah melakukan ujicoba menanam di lahan yang tingkat keasamannya tinggi seperti di Kalimantan Selatan.

“Kami punya pengalaman, dulu rawa yang kondisi keasaman tinggi, PH nya hanya 23, nah kita melakukan ujicoba 3 tahun yang lalu 1000 hektar di Kalimantan Selatan. Kemudian 4000 hektar di Sumatera Selatan, sekarang ini 500 ribu hektar,” ujarnya.

“Caranya adalah kita membuat bibit yang bisa menyesuaikan lahan rawa, bukan rawanya yang menyesuaikan bibit. Sehingga kita temukan bibit baru (padi) ini yang cocok produksinya minimal 6 ton, bahkan ada 7-8 ton per hektar,” jelasnya.

MULAI TAHUN INI

Dia memastikan tahun ini sudah akan dimulai, tim akan diterjunkan untuk memberikan pelatihan kepada petani maupun masyarakat Kaltim. Targetnya hingga 4 bulan kedepan petani maupun masyarakat sudah bisa memahami.

“Kita sekarang melakukan pelatihan, kita melatih masyarakat setempat, karena kan gak sulit, cuma menjalankan traktor gak sulit, palingan latihan satu minggu sudah bisa. Kalau bisa ini bulan kita mulai sampai 4 bulan kedepan,” katanya.

“Tim turun, Sekarang diskusi, kemudian kita petakan, kita bentuk cluster, turun tim, kita membangun pembibitan disini jangan di Semarang atau Malang, atau Sulawesi Selatan atau Surabaya agar biayanya bisa ditekan sampai 50 persen,”.

“Kita jalan tahun ini dan totalnya laporan hari ini kami sudah terima 150 ribu hektar tadi, target 400-500 ribu hektar. Jadi kalau di Kalimantan, cuma 10-20 ribu hektar gak sulit,”ungkapnya.

DISTRIBUSI MELALUI KORPORASI

Sementara untuk menyalurkan dan menampung hasil pertanian, Pemerntah akan membuat perusahaan besar atau koorporasi melalui koperasi ditingkat petani. Harapannya, karena lebih efiesien dan melindungi para petani.

“Distribusinya nanti, ini gagasan besar bapak Presiden Koperasi di koorporasikan sehingga semua masyarakat terlibat. Nanti ada koperasi di korporasikan jadi ini betul-betul efektif efesien,” ujarnya.

“Koperasi kecil-kecil, Jadi ini gabungan kelompok tani menjadi gapoktan, gabungan korporasi ini menjadi besar. Jadi gabungan koperasi ini menjadi korporasi, sehingga sangat kuat untuk melindungi petani,”

Amran menambahkan, jika kebutuhan Ibu Kota Negara maupun Kaltim sudah terpenuhi, maka pangan dari Sulawesi maupun Pulau Jawa yang selama ini memasok ke Kaltim bisa dialihkan atau di ekspor ke luar negeri.  

“Kita nanti modelnya, katakanlah Sulawesi Selatan itu bisa langsung bisa mengekspor ke negara lain , Jawa Timur bisa mengekspor negara lain,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version