BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – KepalaSatpol PP Kota Balikpapan Zulkifli menyatakan, penutupan  sementara 2 café yang melanggar prototokol kesehatan masih dalam proses. Karena sebelumnya sudah dua kali kena denda.

“Kalau dendanya kan 250 ribu. Itu sudah kita kenakan dendanya kedua kali. Ini ketika kali. Sudah 2 kali teguran, ini yang ketiga kali. Jadi PPNS kita  rekomendasi ya sudah tutup saja,” ujar Zulkifli, Selasa (15/12).

Dia mengatakan, pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan 2 café tersebut yakni karena terjadi kerumunan. Karena jumlah pengunjung justru lebih dari 50 persen sesuai ketentuan. Sehingga kemudian diambil tindakan tegas.

“Yang dialnggar kerumunan, kemudian jaga jarak. Sebenarnya jaga jarak itu sederhana. Kalau mereka mau mengikuti peraturan ketentuan 50 persen itu sudah terjamin jaga jaraknya. Jadi setengahnya lah dari yang biasa normal,” ujarnya

“Karena jaraknya pasti terjaga. Karena 50 perrsen pengunjung. Selama ini kan yang terjadi masuknya tamu sama seperti normal.,”

Menurutnya, sebenarnya tidak ingin ada dunia usaha yang terkena sanksi penutupan. Karena yang utama adalah memberikan edukasi di era new normal. Bahwa dunia usaha harus tertib dalam penerapan protokol kesehatan.

“Sebenarnya intinya itu kita tidak mau menutup, karena ini menyangkut usaha masyarakat. Kita bukan mengejar penutupannya, tapi mengejar penutupannya. Kalau disiplinnya sudah tercapai ngapain kita mau tutup,” ujarnya.

“Dalam Perda kita memang tidak menyebut , pemberhentian sementar kegiatan. Kan begitu sanksinya. Nanti kita yang pertimbangkan dari Satgas, apakah mau seminggu, apakah mau satu bulan (penutupan sementara),”

Kata dia, selama ini razia penegakkan disiplin protokol kesehatan masih rutin dilakukan. Ketika razia semua dunia usaha tertib menerapkan protokol kesehatan. Namun setelah tidak ada razia, kemudian lalai kembali.

“Razia kita tetap rutin, tapi yang dikeluhkan teman-teman penyidik kalau razia tertib. Begitu tidak ada razia, adalah lagi laporan,” ujarnya.

Diakuinya, saat menggelar razia memang tidak mendadak. Kecuali razia tertentu baru secara rahasia. “Kalau razia memang kita tidak pakai rahasia karena ini pendisiplinan. Operasi penertiban itu macam-macam,” ujarnya.

Dia menambahkan, rata-rata pengelola café atau dunia berdalih kesulitan membatasi pengunjung. Sementara sejak awal Satgas Penanganan Covid-19 telah meminta pengelola harus berani menegur pengunjung.

“Mereka itu kalau pengunjungnya sudah banyak, mereka tidak ada daya untuk menahan, membatasi.Alasan mereka Pak kami sudah menahan. Tapi sebenarnya di pengelola, control mereka lemah,” ujarnya

“Sudah disampaikan Pak Wali Kota (Ketua Satgas Penanganan Covid-19) pengelola usaha itu harus berani menegur, artinya harus tega sedikit dengan pengunjung, ini demo kesehatan,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version