BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) kota Balikpapan mencatat   jenis alat atau obat kontrasepsi yang paling diminati oleh peserta KB aktif adalah kontrasepsi suntik yaitu sebesar 29.599 akseptor atau 42,39 persen dari keseluruhan peserta KB.
Setelah KB  suntik kemudian disusul pil sebanyak 17,087 peserta dan IUD sebanyak 11,233 peserta. 

“Memang berdasarkan data kami peserta kb suntik paling diminati oleh Pasangan Usia Subur (PUS).,” ujar  Kepala DP3AKB, Sri Wahyuningsih, Jumat (4/1/2019).

Sepanjang tahun 2018, angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi atau peserta KB aktif kota Balikpapan mencapai 68,37 persen. Pencapaian tersebut melebihi dari angka yang ditargetkan sebesar 66,50 persen.
Jumlah pasangan usia subur saat ini mencapai 102,129 dengan peserta Kb aktif sebanyak 69,829. 

Sri Wahyuningsih mengatakan Prevalensi Rate (RT) sampai dengan bulan November 2018 mencapai 68,37 persen.

Pasangan Usia Subur ( PUS) bukan peserta kb hingga bulan November 2018 yaitu hamil sebesar 11 persen, ingin anak segera (IAS) sebanyak 39 persen, ingin anak ditunda (IAT) sebesar 21 persen dan tidak ingin anak lagi (TIAL) sebesar 29 persen.

Untuk mencapai target prevalensi rate pada tahun 2018, diakui Yuyun terdapat beberapa kendala diantaranya sistem pencatatan dan pelaporan yang sangat tergantung pada keaktifan para fasilitas kesehatan dan kader di lapangan.  

Lanjutnya minat PUS ber-KB terbanyak pada suntik dan pil sehingga risiko kegagalan dalam ber-kb masih riskan terjadi.

“Kendala yang dihadapi adalah metode pilihan dalam menggunakan alat kontrasepsi belum mengarah pada minat untuk kontrasepsi jangka panjang seperti implan, iud, mow dan mop. Padahal suntik dan pil itu bersifat hormonal dan akan berpengaruh negatif pada wanita kalau digunakan lebih dari 3 tahun,” ujarnya. 

Meski menemui beberapa kendala dalam mencapai target pihaknya berupaya terus dengan melakukan penyuluhan melalui peran penyuluh KB. “Tetap melakukan penyuluhan, kami juga ada kader-kader poktan di lapangan seperti kader Pembantu Penyuluh KB Daerah (PPKBD) dan juga kader kampung KB maupun posyandu,” bebernya. 

Pihaknya pada tahun ini prevalensi rate KB mencapai 67 persen sesuai dengan rencana strategis DP3AKB dan RPJMD.  Target itu sejalan dengan Renstra DP3AKB dan RPJMD. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version