Surat dari Hati untuk Sang Wali Kota Balikpapan

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pagi itu, Balai Kota Balikpapan tampak lebih semarak dari biasanya. Bendera merah putih berkibar gagah di langit biru cerah. Jumat (2/5/2025). Sebuah hari yang tak biasa, karena seluruh sudut kota tengah memperingati Hari Pendidikan Nasional. Namun, ada yang istimewa tahun ini.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, berdiri di atas podium dengan mata yang sedikit berkaca. Di tangannya, tergenggam tiga lembar surat kecil yang ditulis dengan tangan mungil dan penuh ketulusan. 

Ratusan surat seperti itu telah membanjiri kantornya sejak pekan lalu. Surat-surat itu bukan dari pejabat, bukan pula dari tokoh masyarakat, tapi dari anak-anak Balikpapanpara siswa yang menumpahkan isi hati mereka lewat tulisan tangan, di tengah era digital yang kian canggih.

“Saya bangga sekali,” ucap Wali Kota dengan suara bergetar, “Anak-anak kita masih mau menulis surat dengan tangan mereka sendiri. Mereka menulis dengan hati,” akunya.

Ia mulai membacakan surat pertama, dari Fatihyaturahmah, siswi SDN 011 Balikpapan Utara. Tulisnya:

“Bapak, terima kasih sudah diberikan buku paketnya. Bapak, terima kasih juga sudah dibuatkan baju. Bajunya bagus banget, saya jadi terlihat cantik. Terima kasih juga saya jadi bisa sekolah di SDN 011. Selamat Hari Pendidikan Nasional, berjaya selalu Pendidikan Kota Balikpapan.”

Wajah sang Wali Kota tersenyum haru. Sebuah surat polos yang menyimpan makna besar. Anak-anak tak hanya menerima, mereka juga mengingat dan menghargai.

Surat kedua datang dari Siti Jihan Talita Azizah. Ia menulis:

“Bapak Wali Kota Balikpapan, terima kasih atas sekolah ini. Saya senang sekolah di sini, karena banyak teman dan lapangannya luas. Di Hari Pendidikan ini, saya semangat dan akan rajin belajar agar pendidikan terus maju. Selamat Hari Pendidikan.”

Lalu, surat ketiga datang dari Kiandra:

“Yang terhormat Bapak Wali Kota Balikpapan yang saya cintai. Terima kasih telah memberikan kopi, baju, celana, dan ikat pinggang. Terima kasih juga telah menerima kami di sekolah, dan kami bisa menjadi pintar dan cerdas. Di Hari Pendidikan ini, semoga pendidikan kita bisa terus maju dan jaya. Sehat selalu, Bapak Wali Kota.”

Jadi Komitmen Pemkot

Ketiga surat itu adalah suara hati yang murni, cerminan dari kebijakan yang menyentuh. Bukan sekadar seragam gratis atau fasilitas sekolah, tetapi perhatian yang membuat anak-anak merasa dihargai dan dimiliki oleh kotanya sendiri.

“Ini adalah komitmen kami,” ujar Rahmad tegas, “Tidak boleh ada lagi anak-anak Balikpapan yang putus sekolah. Tidak boleh ada yang tidak mendapat hak-haknya.”

Ia menegaskan, sekolah adalah rumah pertama bagi anak-anak. Di situlah mereka tumbuh, belajar, dan menghabiskan sebagian besar waktunya. Maka dari itu, pemerintah akan terus memperbaiki fasilitas dan menciptakan ruang belajar yang nyaman dan layak.

Tak lupa, Rahmad berpesan kepada para guru dan orang tua, bahwa pendidikan bukan hanya soal kecerdasan intelektual. Kecerdasan spiritual dan akhlak harus menjadi landasan, agar anak-anak Balikpapan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya pintar, tapi juga berkarakter.

“Peradaban bangsa ini,” tutupnya, “dimulai dari ruang-ruang kelas di kota kita.”

Hari itu, surat-surat kecil dari anak-anak Balikpapan tak hanya menyentuh hati sang Wali Kota. Ia menyentuh seluruh warga yang hadir bahwa pendidikan bukan sekadar program, melainkan perjalanan bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.***

Penulis : Danny

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses