BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan mengaku dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) diprediksi akan berimbas pada kekurangan pasokan sapi jelang Hari Raya Idul Adha di kota Balikpapan.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Balikpapan Heria Prisni mengatakan, bahwa Kota Balikpapan masih membutuhkan tambahan pasokan  sedikitnya 1.700 ekor sapi. Dimana seperti diketahui, untuk Jumlah stok sapi lokal yang ada di Kota Balikpapan saat ini hanya mencapai 1.300 ekor.

“Sedangkan kebutuhan untuk perayaan kurban tahun ini diprediksi akan membutuhkan sedikitnya 3.050 ekor sapi,” ujar Heria Prisni kepada media, Rabu (8/6/2022).

Meski demikian Heria Prisni menambahkan,  untuk kekurangan pasokan sapi, pihaknya akan mengandalkan pengiriman sapi dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Pasokan sapi dari Pulau Jawa, NTB, Kalteng yang biasa kirim ke Balikpapan, dinyatakan di lockdown,” ucapnya.

Tak hanya itu dia katakan, untuk mendatangkan pasokan sapi dari Pulau Sulawesi dan NTT ada beberapa persyaratan yang diwajibkan. Diantaranya, yakni harus menjalani karantina terlebih dahulu di kota asal selama 14 hari sebelum masuk ke Kota Balikpapan, dan selanjutnya 3 hari Karantina di Balikpapan.

“Jika tidak ada gejala PMK selama 3 hari saat karantina, sapi boleh dijual atau dikirim ke Rumah Potong Hewan,” bebernya.

Lanjut dia terangkan,  untuk tahap pertama rencana pasokan sapi yang akan datang dari sulawesi sebanyak 85 ekor yang sesuai dengan persyaratan yang diwajibkan.

“Dua minggu ini akan datang, sudah ada surat rekomendasi karantina rencana 85 ekor tahap pertama,” bebernya.

Untuk kebutuhan kambing, pasokan di peternak sebanyak 300 ekor sedangkan kebutuhan pasokan idul adha kurang lebih 1000 ekor kambing.

Tetapi  surat rekomendasi dari daerah yang masih karantina sebanyak  5.600 ekor kambing yang akan masuk ke kota Balikpapan.

“Antisipasi peternak mengalihkan pasokan sapi ke kambing, sehingga stok kambing diperbanyak. Mereka bisa membaca pasar dan berjaga jaga jika stok sapi tidak ada berganti ke kambing,” paparnya.

Walaupun  Kota Balikpapan tidak termasuk daerah pandemik PMK sebagaimana yang ditetapkan.  Akan tetapi pihaknya mengikuti arahan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah terdampak PMK. 

“Jangan sampai masuk Balikpapan, kasihan peternak sapi karena penularannya cepat sekali. Kemudian  tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh virus ini,” jelasnya.

Untuk diketahui juga, untuk virus PMK apabila tertular pada hewan ternak ini tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi dengan pengolahan yang benar. Hanya memang untuk wabah PMK ini sangat berdampak kerugian bagi peternak.

“Sapi atau hewan ternak  bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan ternaknya dimasak dengan benar masih aman,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version