BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda ) Kota Balikpapan mengakui aplikasi yang dimiliki masing-masing OPD guna mendukung pelaksanaan smart city belum terintegrasi secara baik.

Karena itu kedepan akan melakui review dan pada 20121 pemkot akan mengintergrasikan aplikasi untuk penerapan smart city di Balikpapan.
“Masalah sekarang posisi intergrasi kurang. Karena baru satu dua aplikasi yang sudah terintegrasi. Ini kita proses kesana target kita sampai 2021 keseluruhan bisa berjalan,” kata Sekretarsi Bappeda Agus Budi dalam Sosialisasi dan Talk Show Smart City Kota Balikpapan di aula pemkot, Selasa pagi (11/12/2018).

“Pemerintah kota akan melakukan review aplikasi yang ada di Balikpapan yakni memetakan kembali kemudian diatur regulasi. Saat buat aplikasi harus jelas arah tujuan. Harus tahu dulu proses bisnis dari masing-masing yang dibangun sehingga bisa terintegrasi aplikasi yang lebih besar di pemerintah kota,” sambungnya.

Budi menekan kembali jika ada aplikasi di OPD namun tidak terintergrasi maka dari sisi anggaran kita sarankan untuk tidak disetujui.
Budi menegaskan implementasi Smart City tidak hanya terkait dengan IT karena didalamnya ada smart governance kemudian dukungan masyarakat

“Sehingga pemerintah berupaya membangun kalau tidak didukung masyarakat itu mungkin tidak akan berhasil,” tandasnya.

Selama ini diakui di lingkungan OPD sudah ada beberapa melakukan upaya pelayanan public ke arah smart city seperti di BPMP2T dengan sicantik, Bappeda ada SPPD, idatabase dan di BPKAD ada e-budgeting, dan pajak ada system pendapatan asli daerah. Hanya saja diakui saat ini aplikasi yang dibuat belum terintegrasi dengan baik.

Peserta diskusi juga Arsitektur Balikpapan Wahyullah Bandung mengatakan smart city dimaksudkan agar pelayanan lebih efisien dan efektif dengan penggunaan teknologi. Nantinya pelayan tidak banyak orang yang terlibat didalamnya. Karena itu SDM pemda harus siap pada perubahan bentuk pelayanan itu.

“Pemda harus siap dengan itu. Karena selama ini banyak ditangani banyak orang. Ciri smart city itu tadi penggunaan teknologi seberapa efisien dan cepat,” tandasnya.

Karena itu untuk menuju kesana, SDM harus disiapkan dan diberikan bekal yang mengarah kepada kesiapan menerima perkembangan system smart city.

“Kalau didaerah yang sudah menerapkan itu Makasar, Bandung, Surabaya. Di Makasar itu sudah terintegrasi dengan CSR. CCTV CSR swasta. sudah terintegrasi dengan kepolisian misalnya ada kejadian begal sudah diketahui dan bisa diungkapkan pakai CCTV. Tapi itu mahal makin lengkap dan canggih teknologi makin mahal,” jelasnya.

Selain smart city harus didukung dengan data base yang baik dan rapi sehingga akan memudahkan system yang dibangun pemerintah daerah.
Pelayanan yang dikembangkan melalui smart city juga memberikan ruang komunikasi dua arah dengan masyarakat.

“Ciri lagi smart city itu sudah paperless. Tidak perlu lagi orang datang banyak berkas. Sudah paperless dan tanda tangan sudah tanda tangan elektronik,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version