BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Balai Karantina Pertanian Balikpapan menargetkan nilai ekspor pertanian dari Kaltim mencapai Rp 14 triliun pada 2020. Jumlah itu meningkat 20 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 12 triliun.

“Insya Allah jalan tahun ini, Rp 14 triliun tahun 2020 targetnya, tahun kemarin Rp 12 triliun tercapai targetnya,  ada datanya di kita,” ujar Kepala Balai Pertanian Balikpapan Abdul Rahman.

Dia cukup optimis, karena ada beberapa hasil pertanian yang menjadi unggulan, karena nilai ekspornya cukup tinggi. Diantaranya kelapa sawit maupun olahannya. Termasuk juga pisang kapok yang cukup popular di Malaysia. terkenal  

“Potensinya dari hasil tanaman sawit dan olahannya, minyak sawit macam-macam itu perkebunan ada pisang. Insya Allah ekspor tahun ini dari Kaltim capai target,” ujarnya.

“Dari sawit jadi CPO di olah menjadi minyak sawit, menjadi mentega , kemudian ada B30 biodiesel  bahan bakar,”

Menurutnya, perkebunan sawit yang dianggapnya akan memberikan kontribusi terbesar dari nilai ekspor pertanian dari Kaltim. Khususnya dengan keberadaan PT. Kutai Refrenery Nusantara (KRN) yang merupakan pabrik pengolahan sawit.

 “Kontribusii terbesar perkebunan sawit itu PT. KRN itu nanti jadi pabrik pengolahan sawit terbesar di dunia. Kutai Refrenery Nusantara KCM dulu. Itu terbesar, makanya saya optimis,” ujarnya.

Kata dia, ekspor sawit selama ini diantaranya ke China, Jepang maupun India. Termasuk negara-negara di Eropa. Namun terbanyak ke China. Meskipun, kemungkinan akan terganggu setelah mewabahnya virus corona di China.

“Memang terganggu, karena tidak ada pernebangan sementara ke China. Tapi kan kalau Menteri Pertanian memperketat pengawasan  masuk,” ujarnya.

Selain itu, sektor pertanian sarang burung walet juga dianggap menjanjikan karena nilai ekspornya mencapai Rp 6 triliun per tahun. Bahkan nilai bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat jika bisa mengekspor langsung ke luar negeri.

“Untuk sarang burung walet kan besar sekali kita, untuk domestic itu 176 ton per tahun itu dibawa keluar (ekspor),” ujarnya.

Hanya saja karena tidak memiliki pencucian sarang burung walet sehingga harus melalui Surabaya dan Semarang. Harga ekspor sarang burung walet melalui Surabaya maupun Semarang hanya Rp 11 juta per kilogram.

Balai Karantina Pertanian Balikpapan akan membangun tempat pencucian sarang burung walet di Kota Balikpapan. Sehingga bisa langsung di eskpor setelah dibersihkan tanpa melalui Surabaya dan Semarang.

Tahun 2019 jumlah sarang burung walet dari Kalimantan Timur yang di ekspor ke luar negeri jumlahnya mencapai 176 ton.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version