Tarif Impor 32% AS untuk Produk Indonesia, Airlangga Hartarto Langsung Terbang ke Washington

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers usai Sidang Kabinet Paripurna terakhir yang berlangsung di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Jumat (13/09/2024). (Foto Humas Setkab/Ibrahim)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers usai Sidang Kabinet Paripurna terakhir yang berlangsung di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Jumat (13/09/2024). (Foto Humas Setkab/Ibrahim)

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pemerintah Indonesia bergerak cepat merespons keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump yang menetapkan tarif impor sebesar 32 persen atas semua produk asal Indonesia.

Usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto ke Brasil, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto langsung bertolak ke Washington D.C. untuk membuka jalur negosiasi.

“Menko Perekonomian akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan Pemerintah AS untuk mendiskusikan segera keputusan tarif Presiden Trump,” kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Selasa (8/7/2025).

Latar Belakang Tarif 32%: Hubungan Dagang Dinilai Tidak Timbal Balik

Lewat akun resmi X @TrumpTruthOnX dan surat tertanggal 7 Juli 2025 yang dikirim langsung ke Presiden Prabowo, Trump menilai hubungan dagang Indonesia-AS selama ini tidak seimbang.

“Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif 32 persen kepada Indonesia atas semua produk yang dikirim ke Amerika Serikat,” tulis Trump.

Trump menyebut kebijakan ini sebagai langkah korektif atas defisit perdagangan AS terhadap Indonesia, yang menurutnya mengancam perekonomian dan keamanan nasional AS.

Tarif Bisa Naik atau Turun, Tergantung Sikap Indonesia

Meski terlihat keras, Trump menyisakan ruang negosiasi. Dalam suratnya ia menyebut:

“Tarif ini dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda.”

Ini mengindikasikan bahwa Indonesia masih memiliki ruang diplomatik untuk menegosiasikan ulang atau menurunkan tarif tersebut, asalkan mampu merespons dengan langkah konkret yang dianggap positif oleh Washington.

Respons Indonesia: Diplomasi Aktif Jaga Kepentingan Nasional

Menko Airlangga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk dari Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS (USTR).

“Karena masih tersedianya ruang untuk merespons sebagaimana yang disampaikan oleh Pemerintah AS, Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan kesempatan yang tersedia demi menjaga kepentingan nasional,” ujar Haryo.

Apa Dampak Tarif 32% bagi Ekspor Indonesia?

Jika diterapkan tanpa penyesuaian, tarif baru ini berpotensi memukul keras sektor ekspor unggulan Indonesia ke AS, antara lain:

  • Tekstil dan garmen
  • Alas kaki
  • Elektronik dan komponen
  • Produk furnitur dan rotan
  • Produk pertanian dan perikanan

Berdasarkan data 2024, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 26 miliar, dan AS merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah Tiongkok.

Ekonom: Ini Ujian Awal Diplomasi Ekonomi Era Prabowo

Kebijakan Trump ini datang di awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan dinilai menjadi ujian krusial terhadap ketahanan diplomasi ekonomi Indonesia.

“Keputusan tarif 32% sangat politis. Indonesia harus responsif dan cerdas memainkan strategi dagang, apalagi AS sedang menuju tahun pemilu yang panas,” kata seorang analis ekonomi internasional.

Diplomasi atau Konfrontasi?

Dengan pernyataan terbuka dari Trump bahwa tarif bisa berubah tergantung “hubungan”, diplomasi bilateral yang efektif akan sangat menentukan nasib perdagangan Indonesia ke AS.

Kehadiran Airlangga Hartarto di Washington menjadi langkah awal yang sangat penting untuk mencegah kerugian lebih besar dan menjaga stabilitas ekspor Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses