Tayang Perdana di Bioskop, Berapa Jumlah Penonton Film ‘Merah Putih: One For All’?

JAKARTA, inibalikpapan.comMerah Putih: One for All, film animasi nasional berlatar Hari Kemerdekaan, resmi tayang perdana pada 14 Agustus 2025. Namun perhatian masyarakat bukan pada prestasi memuncak, melainkan pada jumlah penonton yang mengejutkan sekaligus menuai kontroversi.

Menurut data Cinepoint, penonton film ini hanya mencapai 720 orang di hari pertama. Angka tersebut menjadi sorotan publik dan memicu berbagai komentar di media sosial. Melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com, seorang warganet mencuit, “Film itu dapat 720 mengejutkan sih.”

Film ini mengisahkan petualangan sekelompok delapan anak dari berbagai daerah dan latar budaya — Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa — di sebuah desa menjelang perayaan 17 Agustus. Mereka membentuk “Tim Merah Putih” dengan tugas penting menjaga bendera pusaka. Namun tiga hari sebelum upacara, bendera itu hilang secara misterius.

Berbekal semangat persatuan dan cinta Tanah Air, mereka memulai misi menyelamatkan bendera pusaka tersebut. Dalam perjalanan, mereka dihadapkan pada beragam rintangan fisik seperti sungai deras, hutan lebat, hingga badai, serta konflik personal yang muncul karena latar belakang budaya yang berbeda.

Kritik Visual dan Kontroversi Anggaran

Kualitas animasi film ini banyak mendapat kritik. Visualnya disebut kaku, transisi adegan mirip slide PowerPoint, dan musik latar yang terlalu dominan, sehingga mengundang komentar pedas dari penonton.

Kontroversi bertambah ketika publik mengetahui anggaran produksi film ini mencapai sekitar Rp 6,7 miliar — jumlah yang dianggap tidak sebanding dengan kualitas yang terlihat di layar. Selain itu, muncul dugaan penggunaan aset animasi buatan pihak ketiga serta kemunculan adegan dengan latar senjata api, seperti AK-47, yang menciptakan perdebatan etis dan teknis.

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menyatakan bahwa pemerintah tidak memberikan dana atau fasilitas promosi untuk film ini. Ia hanya menerima audiensi dari tim produksi untuk memberikan masukan teknis saja.

Analis media menyimpulkan bahwa rasa penasaran publik menjadi salah satu pendorong utama angka penonton yang relatif “lumayan.”***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses