BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – PHKT konsisten menerapkan prinsip continual improvement terhadap seluruh indicator kinerja dari proses –proses system managemen lingkungan.

Aspek-aspek pengelolaan lingkungan meliputi pengelolaan sumber daya alam,  melalui upaya-upaya  efisiensienergi, penurunan  emisi, 3R limbah B3 dan limbah non B3, efisiensi penggunaan air dan penurunan beban pencemaran air serta perlindungan keanekaragaman hayati.

Mengacu pada kebijakan QHSSE  kami berkomitmen melindungi  lingkungan secara suistenabel dan terus menerus, rutin melakukan studi  menmukan optensi inovasi da perbaikan  berkelanjutan yang diterpakna pada aspek pengelolaan tadi sehingga sumber daya alam tetap terjaga.

Engginer HSSE Env Waste and Water  PHKT Yandinur Dwi Mauliadi menjelaskan  efisiensi energy seperti opimalisasi generator, kompresor dan lainya seperti penurunan voleme flearing yang dibakar.  Kegiatan ini juga berhasil menurunan tingkat emisi dan penggunaan energy.

“Kegiatan-kegiatan tersebut berhasil menurunkan emisi dan penggunaan energy. Pada tiga terakhir PHKT berhasil melakukan efisiensi energy  sebesar 479 ribu giga joule,” ungkapnya dalam webinar bertema “Sinergisitas program CSR PHKT dalam konservasi ekosistem yang Berkelanjutan”, pecan kemarin.

“ Angka 479 ribu giga joule setara  penggunaan listrik di rumah dengan daya 1300 VA itu bisa penuhi  kebutuhan listrik sebanyak 22 ribu rumah selama setahun,” jelasnya.

Jika dikonversi ke emisi yang berhasil diturunkan itu setara menanam 50 ribu hektar  atau hutan hampur seluas bukit Suharto.

“Atau konversi pengisian daya hanphone  itu sebanak 12 miliar kali.  Itu bisa beberapa tahun mengisi charge HP,” ujarnya.

Sedangkan untuk  efisiensi penggunaan air, Yandi menyebutkan pihaknya melakukan modifikasi keran air otomatis tidak perlu ditekan atau putar, program konservasi air dan penggunaan kembali air.

“Selama tiga tahun terakhir, PHKT berhasil lakukan penghematan air bersih 844 ribu m3 atau setara komsumsi 16 ribu orang selama pertahun. Kalau standar PU, setiap hari orang butuh 144 liter air,” katanya.

Sementara itu pengelolaan program 3R  limbah dan  limbah  non B3. PHKT berhasil  optimalsisi produksi dengan meningkatkan prosds lifting of oil sehingga lumpur minyak itu semakin berkurang.

“Kemudian kita lakukan modivikasi injeksi bahan kimia sehingga bahan kimia jauh lebih efisien digunakan dan menghindari timbulan limbah bahan kimia,”sebutnya.

PHKT juga melakukan subtitusi bahan/peralatan yang tidak berbahaya. Terkait limbah B3 rutin melakukan perbaikan seperti composting, subtitusi kemasan botol plastic kita gunakan tumbler sehingga tidak ada lagi timbulan botol plastic bekas. “Dari kegiatan tersebut PHKT berhasil mereduksi timbulan limbah B3 sebanyak 5400 ton dan 360 ton limbah non B3,” sebutnya.

Pihaknya  juga mengintegrasikan pengelolaan keanekaragaman hayati dengan memastikan keberlanjutan ekosistem, mencegah dan meminimalkan dampak aktivitas terhadap keanekaragaman hayati, sepanjang siklus hidup, fasilitas dan proyek  dimana PHKT beroperasi.

“Pertama kami tentukan area konservasi, lalu evaluasi kegiatan yang telah dilakukan  dengan melakukan survey biodiversity secara independen dan professional, kemudian melaksanakan perlindungan dengan masukan dari hasil evaluasi tadi,” katanya.

Sejumlah kegiatan keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung teruse menerus yakni Green Santan Belt program pelestarian hewan dan tanaman di kecamatan Marangkayu, Rawat tumbuh dan hijau kan bumi yakni program pelestarian flora di area PHKT DOBS.

Kemudia program pagar hewan dan pagar tumbuhan ini upaya pelestaraian menjaga habitat aslinya,  dan perlindungan terumbu karang di sekitar wilayah operasi debgan memetakan menyeluruh ada are sensitive  dengna menghitung criteria baku penilaian kerusakan terumbu karang dan kelimpahan/keseragaman ikan di area-area sekitar usaha.

 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version