BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Aksi buruh 1 Mei 2017 yang juga berlangsung di Balikpapan, dimanfaatkan sejumlah sopir Angkutan Kota Balikpapan yang ikut dalam aksi yang digelar Forum Komunikasi Serikat pekerja/ serikat buruh Kota Balikpapan, Senin pagi untuk menyampaikan pendapatnya.
Mereka meminta Pemerintah daerah dan Pertamina untuk tidak mengurangi penjualan premium, menyusul jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) di Balikpapan yang melayani premium mulai berkurang.

Koordinator Angkutan Kota trayek nomor 2 Batu Ampar-Pelabuhan Semayang, Acok mengatakan akibat berkurangnya SPBU premium pihaknya harus merogoh kocek untuk menambah biaya BBM.

“Kalau pakai premium perhari hanya sekitar Rp130 ribu sekarang pakai pertalite menjadi Rp160 ribu. Ada nombok Rp30 ribu untuk biaya BBM,” urainya.

“Belum lagi kita setoran dan persaingan dengan angkutan umum lainnya. Lihat saja sekarang angkot sepi penumpang, terus bagaimana biaya hidup kita sehari-hari kalo nombok terus,” sambungnya.

Menurutnya, saat ini SPBU yang melayani penjualan premium hanya tinggal beberapa saja, bahkan apabila ada SPBU yang jual premium juga cepat habis sehingga sopir angkot harus beralih ke bahan bakar lainnya pertalite. Kondisi ini menyusahkan para supir angkutan kota.

“Sudah sedikit spbu yang jual premium, ini sangat menyusahkan sopir angkot kalo harus beralih bahan bakar lainnya selain harganya yang tinggi,” ujarnya.

Dijelaskannya, apabila menggunakan premium sopir angkot masih bisa berhemat untuk biaya operasional dan masih ada sisa untuk dibawa pulang memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

“Kami minta pihak Pertamina tidak mengurangi premium, kan pemerintah sampai saat ini tidak menghapus keberadaan BBM premium,” tandasnya.
Terpisah, Area Manager Communication & Relations Kalimantan Alicia Irzanova meluruskan soal pernyataan itu. Dia menegaskan tidak benar Pertamina melakukan penghentian penjualan premium di SPBU. “Tidak benar Pertamina menghentikan penjualan premium dan sampai saat ini tidak ada rencana untuk hal tersebut,” jelasnya (1/5/2017).
Pertamina menjamin kebutuhan akan terus dipantau dan dipenuhi sesuai kebutuhan.
Berdasarkan data Pertamina, konsumsi premium di kota Balikpapan menurun karena konsumen lebih menyukai kualitas pertalite. “Sekarang ini konsumsi premium menurun, karena konsumen lebih menyukai kualitas pretalite,” ujarnya.

Alicia juga mengharapkan agar pengemudi angkot tidak khawatir karena premium masih bisa diperoleh di SPBU terdekat. “Seperti SPBU di MT Haryono yang sudah tidak menjual premium, konsumen bisa beralih ke gunung Guntur atau di Stalkuda dan keduanya berada dijalur angkot,” jelasnya.

Disebutkannya, SPBU MT Haryono tidak menjual premium lagi karena konsumsi premium di SPBU tersebut sudah sangat kecil dan mengantisipasi melonjaknya permintaan pertalite.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version